Banjarmasin (ANTARA News) - Preman pembajak truk batu bara ditembak polisi ketika ingin melarikan diri saat digiring menuju Markas Kepolisian Sektor Kota (Mapolsekta) Banjarmasin Barat, Kalimantan Selatan. Pembajakan terjadi Kamis dinihari sekitar pukul 01.00 Wita, dengan tersangka Hadi Gunadi (21), Heri Junadi (28) dan Rusdiansyah (19), menghadang truk bermuatan batu bara yang di kendarai Bukhari (35) melintas di depan Rumah Sakit (RS) Suka Insan Jalan Jafri Zam Zam Banjarmasin Barat. Tersangka Hadi, warga Jalan Gunung Sari RT 10 Banjarmasin Tengah itu ketika kejadian sedang dalam keadaan mabuk, sehingga berani menghadang truk untuk meminta uang tambahan yang akan digunakan untuk membeli minuman keras. Ketika itu secara spontan tersangka langsung menggedor pintu mobil korban dan memerintahkan korban turun, tapi karena korban menolak sehingga para tersangka langsung menghujani korban dengan pukulan, sehingga korban terluka parah dan di larikan ke RS Suka Insan. Petugas Polsekta Banjarmasin Barat yang mendapat laporan dari warga langsung melakukan pengejaran terhadap para tersangka dan akhirnya para tersangka berhasil dijaring di dua tempat berbeda dengan keadaan mabuk berat. Pada saat pengejaran tersangka Hadi yang sedang mabuk berat berusaha lari dari giringan petugas dengan jalan melompat dari motor yang di bawa petugas. Atas ulah tersangka itu, dengan spontan petugas langsung memberikan tembakan peringatan, namun tidak diindahkan sehingga tersangka Hadi terpaksa ditembak kakinya. Ketiga tersangka tersebut kini masih mendekan di ruang tahanan Mapolsekta Banjarmasin Barat untuk mempertanggung jawabkan perbuatanya di depan hukum. Kepala Polsekta Banjarmasin Barat, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Toetoes Sw, membenarkan kejadian itu dan mengatakan kuantitas kejahatan yang terjadi di wilayah hukumnya mengalami penurunan. "Namun, secara kualitas kejahatan yang terjadi mengalami peningkatan, karena kebanyakan penjahat yang terjaring, mayoritas residivis kejahatan yang tidak jauh berbeda modusnya," katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006