Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengusulkan asumsi pertumbuhan ekonomi pada Rancangan Undang-Undang Anggaran dan Pendatapan Negara (RAPBN) 2015 sebesar 5,6 persen didukung dengan membaiknya stabilitas dan fundamental ekonomi serta faktor eksternal yang kondusif.

"Gejolak dalam perekonomian global diperkirakan masih terjadi, namun demikian diharapkan terjadi perbaikan dalam perekonomian dunia. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 diharapkan mencapai 5,6 persen," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menyampaikan keterangan pemerintah atas Rancangan UU APBN 2015 beserta Nota Keuangannya dalam Rapat Paripurna DPR di Jakarta, Jumat.

Menurut Presiden, pencapaian pertumbuhan ekonomi itu juga didukung oleh berlanjutnya kebijakan struktural dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang kuat, berimbang dan berkelanjutan.

Selain asumsi pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga menyampaikan asumsi inflasi pada tahun 2015 yang akan dijaga pada kisaran 4,4 persen. Upaya menjaga inflasi akan didukung dengan upaya menjamin pasokan dan distribusi kebutuhan masyarakat serta peningkatan koordinasi dan sinergi otoritas fiskal dan Bank Indonesia.

Sementara berkaitan dengan asumsi nilai tukar rupiah, menurut Presiden, adanya kemungkinan Bank Sentral Amerika Serikat melakukan normalisasi kebijakan moneternya dengan menaikkan tingkat bunga di tahun 2015, akan membawa dampak kepada tekanan nilai tukar rupiah dan mata uang banyak negara, termasuk Indonesia.

"Karena itu dibutuhkan satu asumsi yang realistis dan mampu mengantisipasi perkembangan ke depan. Melalui langkah-langkah bauran kebijakan makroprudensial yang terkoordinasi antara pemerintah, Bank Indonesia dan OJK, nilai tukar Rupiah dalam tahun 2015 diperkirakan akan terjaga dan bergerak relatif stabil pada kisaran Rp11.900 per dolar Amerika Serikat," kata Presiden.

Sedangkan terkait dengan asumsi suku bunga, lanjut Presiden, dengan mempertimbangkan agar Surat Utang Negara tetap memiliki daya tarik yang tinggi bagi investor dan juga memperhitungkan risiko peningkatan suku bunga di Amerika Serikat, maka rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan, diasumsikan pada tingkat 6,2 persen.

Sementara menyangkut asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude oil Price/ICP), setelah mempertimbangkan berbagai faktor utama, asumsi rata-rata harga minyak mentah Indonesia diperkirakan sebesar 105 dolar Amerika Serikat per barel.

Berkaitan dengan asumsi lifting minyak mentah dan lifting gas bumi, dalam tahun 2015, lifting minyak mentah diperkirakan dapat meningkat secara bertahap mencapai sekitar 845.000 barel per hari dan gas bumi sekitar 1.248 ribu barel setara minyak per hari.

"Sejumlah asumsi dasar ekonomi makro tahun 2015 ini akan menjadi landasan bagi penyusunan arah program kerja dan kebijakan di tahun 2015," kata Presiden Yudhoyono.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014