... pakailah bahasa Indonesia, jangan dicampur-campur dengan bahasa asing... "
Jakarta (ANTARA News) – Indonesia telah 69 tahun merdeka, namun demikian Bahasa Indonesia belum bisa kokoh dipakai menjadi satu-satunya bahasa dalam berkomunikasi di masyarakat. Pengaruh bahasa asing dan daerah yang begitu kuat di masyarakat membuat penggunaan bahasa Indonesia masih sulit dapat diterapkan sepenuhnya di berbagai bidang

Pakar linguistik Universitas Indonesia, Untung Yuwono, berpendapat kemampuan berbahasa asing juga merupakan sesuatu yang wajib dimiliki masyarakat dalam menghadapi era global dewasa ini.

Penggunaan dan penguasaan bahasa asing sangat perlu untuk menghadapi tantangan perkembangan jaman. Menurut dia, penguasaan bahasa asing tidak akan mengganggu eksisensi penggunaan bahasa Indonesia.

Meski demikian menurut dia, kesadaran menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus tetap diperhatikan. "Sepanjang kita bisa menunjukkan sikap berbahasa yang positif, kita tidak perlu kuatir dengan bahasa asing," katanya.

Dalam berbahasa, menurut dia, perlu dipahami gaya bahasa yang seharusnya digunakan dalam situasi tertentu.


"Saat berhadapan dengan orang asing, maka pakailah bahasa asing. Pada situasi dimana kita dituntut berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, pakailah bahasa Indonesia, jangan dicampur-campur dengan bahasa asing, kecuali kata-kata yang kita tidak tahu padanannya dalam bahasa Indonesia," katanya.

Akan tetapi, ada banyak --sebagai ilustrasi-- nama-nama program pemerintahan dan nama jabatan di perusahaan yang juga bercampur-baur antara bahasa Indonesia dan bahasa asing.

Padahal, ada padanannya dalam bahasa Indonesia; bandingkan dengan bangsa Jepang dan Thailand yang bangga dengan bahasannya sendiri.


Yuwono menilai pendidikan merupakan kunci bagi pemahaman dan penggunaan bahasa Indonesia di kalangan generasi muda.


Ia mengapresiasi kepekaan dan semangat untuk berbahasa Indonesia terus meningkat di kalangan pelajar.


Meski demikian, memang semangat tersebut belum sebanding dengan kemampuan mereka berbahasa Indonesia. Pihaknya memaklumi hal tersebut karena untuk menguasai Bahasa Indonesia dengan baik diperlukan pembelajaran yang terus menerus.

Ia juga menambahkan, maraknya penggunaan bahasa gaul dan bahasa alay di masyarakat terutama generasi muda tidak perlu dikuatirkan selama generasi muda bisa memahami penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

"Yang harus dikendalikan, masyarakat harus memahami bahasa dengan ragam khusus seperti itu tidak bisa digunakan kapan saja. Kalau di lingkungan pergaulan anak muda, boleh saja, tapi kalau di hadapan publik, tentu kita tidak boleh menggunakan bahasa alay," katanya.

Dikatakan dia, diperlukan peran serta yang kuat dari keluarga dan lingkungan untuk menanamkan pemahaman pentingnya berbahasa Indonesia dengan baik dan benar bagi generasi muda.

Menurut dia, selama NKRI berdiri, dia percaya masyarakat akan tetap mempertahankan bahasa Indonesia yang merupakan identitas bangsa sesuai dengan yang dicita-citakan Sumpah Pemuda 1928 yaitu sebagai bahasa pemersatu.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014