Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Indonesia Police Watch menyatakan ada upaya maksimal memasukkan tiga jenderal senior Polri ke dalam Kabinet Presiden terpilih Joko Widodo, karena kepolisian merasa berperan "mengawinkan" mantan Wali Kota Solo itu dengan Jusuf Kalla.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan ketiga jenderal senior Polri itu ada yang sudah pensiun dan ada yang masih aktif. Mereka diupayakan menduduki posisi Menko Polhukam, Mensesneg, serta satu lagi posisi strategis lainnya.

"Gagasan memasukkan tiga jenderal senior Polri itu membuat terjadinya tarik menarik yang kuat di lingkungan Jokowi dalam penyusunan kabinet. Tarik menarik itu menimbulkan polarisasi dan faksi-faksi," ujar Neta S Pane melalui siaran pers di Jakarta, Senin.

Menurut dia saat ini sedikitnya ada tiga faksi yang muncul, yakni faksi aktivis, faksi rumah transisi, dan faksi Solo Raya. Berkembangnya faksi-faksi ini sekaligus menunjukkan bahwa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak akan mampu mengintervensi Jokowi dalam penyusunan kabinet.

Neta memandang Jokowi memiliki konsep sendiri dalam pembentukan struktur kabinet yang kini tengah diujinya ke berbagai pihak. Namun di sisi lain Neta mengatakan ada pula figur kuat yang sangat didengar Jokowi yang sepertinya akan berperan dalam menyusun pembentukan kabinet ke depan.

"Figur ini tidak setuju, jika posisi-posisi strategis di kabinet dipegang jenderal senior Polri, seperti Menko Polhukam. Akhirnya beberapa jenderal purnawiran Polri yang ingin masuk ke kabinet pun berupaya meyakinkan Megawati," ungkap dia.

Sementara itu dalam posisi ini kubu Jusuf Kalla menurutnya hanya bersikap "melihat dan menunggu". Belum terlihat ada manuver signifikan, meski dalam banyak hal kubu JK belum dilibatkan.

"Gagasan masuknya jenderal senior Polri ke dalam kabinet pemerintahan Jokowi-JK menjadi fenomena yang patut dicermati," kata dia.

(R028/T007)

Pewarta: Rangga Pandu
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014