Jakarta (ANTARA News) - Tokoh Islam nasional, Din Syamsuddin, mendesak Pemerintah bekerja lebih keras dalam menyelesaikan sejumlah masalah keamanan yang terjadi di Poso, SUlawesi Tengah, terutama setelah terjadinya ketegangan antara warga dengan aparat keamanan pada Minggu (22/10) malam. "Pagi ini dari Adnan Arzal, Ketua Umum Forum Silaturahmi dan Perjuangan Umat Islam Poso, saya diberitahu bahwa ada penyerangan dan penembakan terhadap sebuah pondok pesantren di Poso tentunya oleh orang yang tidak dikenal," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Muhammadiyah itu usai melaksanakan Shalat Idul Fitri di lapangan Blok S Jakarta Selatan, Senin. Atas peristiwa tersebut, Din yang juga Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), mendesak pemerintah, khususnya aparat keamanan, bekerja lebih keras dalam menangkap aktor intelektual peristiwa tersebut, karena bila tidak kunjung dilakukan langkah seperti itu, maka masalah gangguan keamanan yang kerap terjadi di wilayah itu dikhawatirkan akan berlangsung secara berkepanjangan. "Juga untuk umat beragama agar dapat mengendalikan diri baik umat Kristiani maupun Islam, karena boleh jadi itu merupakan upaya adu domba," tuturnya. Dalam kesempatan itu, Din juga menyinggung adanya informasi mengenai sejumlah lembaga asing yang berada di Sulawesi Tengah, termasuk Poso. "Berdasarkan informasi banyaknya lembaga asing yang berada di Sulteng, Poso yang boleh jadi mereka tidak bekerja sungguh-sungguh secara tulus untuk pembangunan masyarakat, tetapi mereka adalah bagian-bagian yang boleh jadi turut mendorong konflik," katanya. Meski terjadi peristiwa gangguan keamanan tersebut, ia meminta kepada umat Islam di seluruh Indonesia, khususnya Poso untuk tidak memberikan reaksi yang berlebihan terutama yang menjurus pada tindakan kekerasan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006