Nusa Dua (ANTARA News) - Seratus pemuda dunia dengan beragam latar belakang budaya dan agama bertemu dan berdiskusi untuk mempromosikan slogan kesatuan dalam keberagaman di Nusa Dua Bali, Kamis.

Pertemuan dan diskusi pemuda antarbudaya dalam Acara Pemuda Ke-6 Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-Bangsa (The Youth Event of the 6th United Nations Alliance of Civillization/UNOAC) itu juga mempromosikan peranan pemuda sebagai agen perubahan dunia.

Acara itu dibuka oleh Perwakilan Tinggi UNOAC Nassir Abdulaziz al-Nasser dan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.

"Secara bersama, para pemuda akan menampilkan apa yang dibutuhkan dunia untuk membuat perubahan pencegahan konflik, membangun perdamaian, dan membina wilayah sosial," kata Al-Nasser.

Al-Nasser mengatakan para pemuda merupakan kelompok perubahan yang dibutuhkan dunia. Tapi, dunia seringkali tidak mengenali mereka secara penuh atau mengetahui peran penting yang dapat mereka lakukan untuk turut membentuk masyarakat dunia.

"Kehadiran Anda di sini dan rekomendasi-rekomendasi yang Anda buat merupakan langkah bagi dunia sesuai misi UNOAC," kata Al-Nasser.

Sementara Marty mengatakan bahwa para pemuda mempunyai kekuatan untuk berkomunikasi secara langsung, terbuka, dan saling mengenali satu dengan lainnya sehingga mereka dapat bersatu dalam keberagaman.

"Saya merasa, kami yang berada di pemerintahan harus belajar dan mengharapkan banyak rekomendasi dari para pemuda," kata Marty.

Para pemuda, lanjut Marty, perlu untuk mempertahankan solidaritas dan idealisme menghargai keragaman.

"Anda harus menjaga para pemimpin agar jujur dan memastikan semangat yang Anda tunjukkan benar-benar mereka terapkan," ujarnya.

Aliansi Peradaban PBB dibentuk oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada 14 Juli 2005. Aliansi itu dibentuk untuk menjembatani jurang antara Islam dan Barat serta membangun kemauan politik dan aksi bersama untuk menghadapi prasangka, mispersepsi, dan menolak ekstrimisme dalam masyarakat. Aliansi itu memiliki empat pilar kegiatan yaitu pendidikan, kepemudaan, media, dan migrasi.

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014