Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2014 akan mencapai 5,1--5,2 persen, relatif sama dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya.

"Kalau di Q3 ini akan mengalami perlambatan iya, tapi dari sisi konsumsi pemerintah akan mengalami peningkatan. Ya sedikit di atas 5 persen, sekitar 5,1--5,2 persen," kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter, Solikin M Juhro, saat jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Pada triwulan I-2014, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,21 persen (yoy), sedangkan pada triwulan II-2014 melambat menjadi 5,12 persen (yoy).

Solikin menuturkan, pertumbuhan ekonomi masih mengalami moderasi. Meskipun masih tumbuh cukup tinggi, konsumsi rumah tangga berada dalam tren melambat.

Pelemahan ini terindikasi, antara lain, dari penurunan indeks penjualan eceran dan penjualan kendaraan bermotor.

"Di sisi lain, konsumsi pemerintah diperkirakan membaik pada triwulan III dan IV ini sejalan dengan pola serapan anggaran, meskipun dengan tingkat yang cenderung lebih rendah terkait penghematan anggaran," kata Solikin.

Kinerja investasi juga diperkirakan mulai membaik, meskipun masih terbatas. Kondisi tersebut, antara lain dipengaruhi oleh masih terbatasnya perbaikan ekspor seiring dengan masih lemahnya pertumbuhan negara-negara emerging markets.

Solikin menambahkan, sejalan dengan moderasi permintaan domestik, impor juga masih menurun.

"Secara keseluruhan tahun 2014, pertumbuhan diperkirakan masih sesuai dengan prakiraan sebelumnya dalam kisaran 5,1--5,5 persen dengan kecenderungan menuju batas bawah," ujar Solikin.

Neraca perdagangan sendiri mencatat surplus terutama berasal dari besarnya surplus neraca nonmigas. Neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2014 tercatat surplus 0,13 miliar dolar AS setelah pada bulan sebelumnya mengalami defisit sebesar 0,29 miliar dolar AS.

Kinerja neraca perdagangan tersebut didorong oleh membaiknya surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat menjadi 1,73 miliar dolar AS dan melampaui defisit neraca perdagangan migas sebesar 1,60 miliar dolar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, ke depannya kinerja neraca perdagangan non-migas diperkirakan akan didukung oleh peningkatan aktivitas ekspor seiring dengan perbaikan ekonomi global dan mulai kembalinya ekspor mineral, meskipun defisit neraca migas diperkirakan masih berlanjut.

Sementara itu, dari neraca finansial, aliran masuk modal asing tetap besar didorong oleh persepsi positif terhadap prospek ekonomi domestik yang semakin sehat.

"Hingga Agustus 2014, aliran masuk portofolio asing ke pasar keuangan Indonesia telah mencapai 14,4 miliar dolar AS," ujar Tirta.

Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2014 meningkat menjadi 111,2 miliar dolar AS, setara 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

(C005)


Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014