Wina (ANTARA News) - Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (Organization for Security and Co-operation in Europe/OSCE) mengonfirmasi akan menggunakan drone buatan Austria untuk memantau kondisi Ukraina Timur.

Organisasi yang berpusat di Wina, Austria, itu memberitahu Austria Press Agency (APA) pada Jumat bahwa mereka akan menggunakan pesawat tanpa awak dan tanpa senjata Camcopter buatan perusahaan Schiebel untuk mendukung Misi Pemantauan Khusus guna memantau situasi di perbatasan antara Ukraina dan Rusia, terutama yang berkaitan dengan gencatan senjata saat ini.

Teknologi tersebut akan digunakan untuk memantau daerah luas dan mengumpulkan informasi seketika. OSCE kemudian akan memutuskan keterangan yang diperoleh akan diumumkan atau tidak.

OSCE menyatakan bahwa itu adalah pertama kali organisasi menggunakan perlengkapan dan teknologi semacam itu sebagai bagian dari operasinya.

Organisasi regional tersebut menekankan bahwa Camcopter itu sama sekali tidak akan dipersenjatai pada saat ini atau pada masa depan, dan penggunaan pesawat tanpa awak tersebut semata-mata untuk pengawasan dan pemantauan.

Berdasarkan kontrak, Schiebel akan menyediakan sedikitnya dua kendaraan udara tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) bersama satu stasiun pemantauan, enam operator, dan tiga staf teknis.

Mereka berencana menjalankan operasi tersebut pada akhir September atau pada awal Oktober.

Seluruh biaya penggunaan alat pendukung operasi untuk pemantauan itu belum diketahui kendati dananya akan dibayar oleh negara anggota OSCE yang terlibat, demikian menurut laporan APA yang dikutip kantor berita Xinhua.(Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014