New York (ANTARA News) - Mantan Presiden AS, Bill Clinton, Selasa, bertemu dengan para donor dan perwakilan negara-negara Asia yang dilanda musibah tsunami 2004 untuk mendiskusikan rencana menyelamatkan bakau (mangrove) yang hancur akibat gelombang pasang menyusul gempa bawah laut berkekuatan sangat besar. Pertemuan di Kntor Psat Badan Pembangunan PBB (UNDP) di New York itu juga membicarakan perkembangan program yang telah berjalan selama dua tahun untuk membantuk negara-negara terserang tsunami, yang kehilangan lebih dari 200.000 orang dan menyebabkan kerugian puluhan milyar dolar. Seperti ditulis kantor berita DPA, Clinton, sebagai utusan khusus PBB untuk pemulihan tsunami, terus mengawasi upaya pembangunan kembali daerah yang porak-poranda. Bagian dari program pemulihan itu adalah memperbaiki kawasan pantai. Proyek "Mangrove untuk Masa Depan" membutuhkan 62 juta dolar AS untuk kegiatan selama enam tahun, setengahnya berasal dari negara-negara donor dan sisanya dari negara-negara bersangkutan. Dukungan keuangan untuk rencana itu diharapkan datang dari Norwegia, Swedia, Australia, Jerman, dan UNDP. Proyek itu dikembangkan oleh organisasi berbasis di Jenewa, World Conservation Union. Utusan dari India, Indonesia, Maldives, Seyclelles, Sri Lanka, dan Thailand menghadiri pertemuan bakau tersebut. "Saat fokus utama prakarsa ini adalah pemeliharaan lingkungan, proyek (mangrove) juga memberikan penekanan pada manajemen lingkungan sebagai upaya mengembangkan lapangan pekerjaan dan mata pencaharian, sebaik upaya pengurangan akibat bencana," demikian pernyataan Kantor Clinton Untuk Pemulihan Tsunami. Beberapa LSM berkedudukan di AS, seperti Palang Merah Amerika, CARE-US, International Rescue Committee, Mercy Corps and Save the Children, menghadiri diskusi tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2006