Sidoarjo (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pimpinan Muhaimin Iskandar, berencana menggugat Ketua DPP PKB versi Muktamar Surabaya, Choirul Anam (Cak Anam) sebesar Rp5 miliar. Rencana gugatan itu disampaikan Muhaimin Iskandar yang juga Wakil Ketua DPR RI saat melakukan kunjungan kerja di Pendopo Kabupaten Sidoarjo, Kamis. "Kami sudah mempersiapkan tim hukum untuk segera melayangkan gugatan kepada siapa saja yang mengatasnamakan PKB padahal dia dari partai lain, termasuk juga kepada Anam," katanya. Menurut Muhaimin, gugatan ini perlu dilakukan, mengingat hingga saat ini, Choirul Anam masih sering melakukan kegiatan mengatasnamakan PKB. Bahkan, Anam hingga saat ini juga masih menguasai kantor DPW PKB Jatim. Untuk itu, PKB pimpinan Muhaimin segera melakukan penyelamatan aset-aset milik PKB yang hingga saat ini masih dikuasi oleh beberapa oknum bekas pengurus PKB tersebut. "Anam bukan PKB lagi, dan semuanya sudah selesai. Jadi seluruh aset yang dikuasainya juga harus segera diserahkan," ujarnya. Pada kesempatan itu, Muhaimin juga membantah klaim Choirul Anam yang mengatakan didukung beberapa kiai NU dalam pendirian partai baru yang bernama Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU). Menurut Muhaimin, hampir seluruh kiai di Jawa Timur yang telah dikunjunginya mengungkapkan kekecewanaanya karena namanya disebut-sebut sebagai pendiri partai, padahal mereka tidak pernah diajak membicarakan masalah tersebut. "Gus Dah (Nurul Huda Jazuli,-red) dari Ploso, malah marah-marah karena dicatut sebagai pendiri PKNU, padahal beliau sama sekali tidak pernah diajak konsultasi," katanya. Menurut dia, mayoritas Kiai NU di Jawa Timur mengungkapkan ketidak tahuannya akan adanya partai baru bernama PKNU yang didirikan Khoirul Anam tersebut. Mengenai nasib beberapa anggota DPRD dari kubu PKB versi Muktamar Surabaya, Muhaimin menyerahkan sepenuhnya keputusan untuk me-recall mereka kepada masing-masing level. "Kami menyerahkan sepenuhnya kepada masing-masing DPW dan DPC, jadi semua tergantung usulan dari mereka," tambahnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006