Tokyo (ANTARA News) - Jepang dan Korea Utara pekan depan mengadakan pertemuan di Tiongkok, kata pejabat, setelah Pyongyang gagal menyiapkan laporan penyelidikannya terkait penculikan warga negara Jepang di masa Perang Dingin.

Pertemuan terencana itu dilakukan setelah Jepang pada Juli mengumumkan meringankan sanksi Korea Utara menyusul janji negara tertutup itu menyelidiki kembali kasus warga negara Jepang, yang diculik pada 1970-an dan 1980-an untuk melatih mata-mata Korut.

"Pertemuan antara Jepang dan Korea Utara akan berlangsung sehingga pihak Pyongyang dapat memberitahu kami kelangsungan investigasi ulang," kata Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida kepada wartawan, Rabu dalam kunjungannya ke PBB.

"Pertemuan ini akan dilangsungkan pada 29 September di Shenyang, China," katanya, seperti dilaporkan AFP.

Para pejabat Jepang telah mengharapkan adanya sebuah laporan pada September, namun Korea Utara baru-baru ini mengatakan tidak mampu memberikan rincian substansial terkait batas waktu itu.

"Korut memberitahu kami pada pertengahan September bahwa mereka tidak bisa memberikan penjelasan singkat pada kami tentang apa pun kecuali fase awal penyelidikan, atau pun mengklarifikasi kapan mereka bisa menyajikan laporan pertama," kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga yang juga juru bicara pemerintah Jepang, kepada wartawan, Kamis.

"Pemerintah Jepang telah menuntut agar mereka menjelaskan dengan tepat apa yang mereka lakukan dalam penyelidikan ulang itu," katanya.

Korea Utara mengakui bahwa pada tahun 2002 mereka telah menculik 13 warga Jepang untuk melatih mata-matanya bahasa dan adat istiadat Jepang.

Lima dari korban penculikan kembali ke keluarganya tetapi Pyongyang mengatakan - tanpa memberikan bukti yang kredibel - bahwa delapan lainnya telah meninggal dunia.

Klaim itu memicu kemarahan di Jepang, di mana ada kecurigaan bahwa puluhan atau bahkan mungkin ratusan orang lainnya telah diculik.

Tokyo dan Pyongyang tidak memiliki hubungan diplomatik resmi, sebagian karena apa yang Jepang katakan sebagai keengganan Korea Utara untuk jujur atas kasus penculikan itu.

(Uu.G003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014