Guwahati, India (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya delapan orang, sebagian besar orang yang sedang berbelanja, dilaporkan tewas dan lebih dari 20 lainnya cedera dalam dua serangan bom serentak di kota Guwahati, India timur laut, kata polisi dan saksi mata, Minggu (5/11). Polisi mengatakan, bom pertama mengguncang kawasan perbelanjaan Fancy Bazaar di pusat Guwahati, kota terbesar di Negara Bagian Assam yang dilanda kekerasan. "Ledakan pertama terjadi pukul 18.40 (pukul 20.40 WIB) dan tiga orang tewas di lokasi kejadian sedang dua lain tewas akibat luka-lukanya dalam perjalanan menuju rumah sakit," kata Wakil Kepala Kepolisian Guwahati, Rajan Singh, kepada AFP. Sebanyak 20 orang lagi dilaporkan pula cedera parah dalam pemboman di daerah perbelanjaan itu, katanya, dengan menambahkan bahwa tempat itu dipadati orang-orang yang sedang berbelanja dan para pedagang ketika ledakan itu terjadi. Sejumlah mobil juga rusak dalam ledakan tersebut. Pasar itu menjual segala sesuatu mulai dari sayuran hingga peralatan elektronik dan pakaian, katanya. Bom kedua meledak hampir secara bersamaan di Patharkuwari di pinggiran kota tersebut, menewaskan tiga orang, kata pejabat kepolisian itu. "Sejumlah orang luka-luka namun kami masih mengumpulkan rincian mengenai pemboman kedua itu," kata Singh. Kantor Berita Press Trust of India (PTI) menyebut bahwa jumlah korban cedera dalam kedua serangan itu mencapai 25 orang. Sejumlah pejabat federal menyatakan, sasaran dari pemboman kedua itu adalah instalasi-instalasi penting dari perusahaan minyak milik pemerintah Indian Oil Corporation di Patharkuwari. Dalam sebulan ini, 10 orang yang mencakup sejumlah prajurit tewas dalam selusin serangan bom di wilayah Assam yang kaya minyak dan kayu, yang berbatasan dengan Bangladesh. Pasukan India memasuki Guwahati dan memburu pelaku serangan-serangan tersebut, kata saksi mata. Polisi menggunakan derek untuk memindahkan mobil-mobil yang rusak dan puing-puing dari kawasan Fancy Bazaar yang terkena ledakan, kata mereka. Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas kedua serangan itu, namun Singh mengatakan bahwa polisi mencurigai kelompok gerilya dominan wilayah itu, Front Persatuan Pembebasan Assam, mendalangi serangan tersebut. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006