Makkah (ANTARA News) - Kepala Panitia Penyelenggtara Ibadah Haji (PPIH) Achmad Jauhari mengatakan pasokan air untuk jamaah haji cukup sehingga banyaknya jamaah haji yang terkenal "heat stroke" saat wukuf di Padang Arafah, Jumat, karena memang suhu udara yang tinggi.

"Jadi kalau dibilang kekurangan pasokan minum nggak juga. Tahun lalu, jamaah juga mendapat dua botol air sekali makan. Kali ini suhunya memang panas sekali," kata Jauhari, Jumat malam.

Sebelumnya Komisioner Komisi Pengawas Haji Indonesia, Abidinsyah Siregar mengatakan banyak jamaah haji terkena "heat stroke" bahkan empat meninggal karena kepanasan dan kurang minum sehingga pos kesehatan di Arafah kebanjiran jamaah yang sakit di akhir wukuf, Jumat sore.

"Cuaca panas 43 derajat celcius. Lima jam setelah wukuf ada 67 jamaah yang masuk ke pos kesehatan. Semua kekurangan cairan," kata Abidinsyah di Arafah, Arab Saudi, kemarin.

Achmad Jauhari mengatakan pasokan air ke tenda-tenda penginapan cukup, namun memang suhu sangat tinggi yakni 43-45 derajat celcius.

Untuk itu, katanya, sejak awal Arafah, petugas selalu mengingatkan jemaah agar tidak beraktivitas di luar tenda karena tingginya suhu.

Ia menjelaskan, selama di Arafah, jamaah mendapat empat kali makan yakni sekali pada Kamis malam dan tiga kali di hari Jumat. Setiap kali makan, jamaah mendapat dua botol minum. Saat menuju Muzdalifah, setelah Jumat petang, jamaah juga mendapat makanan ringan dan dua botol air minum.

Ia mengatakan dengan suhu yang lumayan tinggi, maka kebutuhan akan air juga meningkat. Sebenarnya, pihak muassasah atau swasta Arab Saudi yang menangani jamaah haji, sudah mengantisipasi dengan menyediakan pasokan air tambahan dalam termos besar di lorong-lorong tenda. Namun sepertinya hal itu belum dapat memenuhi kebutuhan jamaah seluruhnya.

Sebelumnya, Ketua KPHI Slamet Effendy Yusuf juga meminta adanya operasi khusus pembagian air kepada jamaah menjelang keberangkatan ke Muzdalifah atau minimal saat berada di Mina. Setelah wukuf di Arafah, jamaah haji bergerak ke Muzdalifah pada JUmat malam dan selanjutnya ke Mina.(*)

Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014