Jakarta (ANTARA News) - Forum bersama Indonesia-Jepang akan difokuskan untuk meningkatkan investasi swastanya di empat sektor yaitu elektronik, otomotif, tekstil dan produk tekstil, serta "suporting industry" (industri pendukung). "Indonesia mengharapkan perbaikan iklim investasi, terutama di empat sektor itu karena memang Jepang sudah banyak berinvestasi tapi kita harapkan meningkat lagi," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, pada jumpa pers usai memimpin pertemuan Planning and Coordinating Commitee bersama Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Shin Ebihara dalam kerangka Joint Forum on Investment (JFI)antara Indonesia-Jepang ke-5, di Departemen Perdagangan, Jakarta, Senin malam. Forum yang beranggotakan pemerintah dan wakil pengusaha (Kadin) dari kedua negara itu memfasilitasi pemberian bantuan teknis dari Jepang seperti "capacity building". "Saya rasa basis mereka di sini bidang elektronik dan otomotif, mereka besar "suporting industry"nya. Sempat masuk (ke Indonesia) di awal 1990an, sekarang kita harapkan masuk lagi karena keberadaan industri `mold and dye` serta casting itu sangat penting, kalau tidak industri komponennya tidak akan bisa hidup," jelas Mendag. Dengan demikian, lanjut Mendag, Indonesia bisa masuk dalam "regional production center" untuk industri mesin, elektronik dan komponen otomotif seperti Jepang, Cina dan negara Asia lainnya. "Pada 1990an (Indonesia) sempat jadi `regional production center`, beberapa industri semi konduktor mau masuk (ke Indonesia) tapi tidak jadi karena terjadi krisis," ujar Mendag. Ketua Komite Ekonomi Jepang Kadin Indonesia Kusumo A. Martoredjo, mengatakan empat industri tersebut menjadi prioritas Kadin dalam menarik investor Jepang. "Dalam diskusi selama dua tahun (JFI dibentuk 2004), masalah malah berkembang pada masalah energi termasuk biofuel. Ini kita harapkan jadi tambahan investasi Jepang di Indonesia," kata Kusumo. Selain itu, Kadin juga meminta Jepang untuk membangun "petrokima center". Dalam rangka peningkatan investasi Jepang di Indonesia, JFI menyusun Strategic Investment Action Plan (SIAP). JFI terdiri atas kelompok kerja perpajakan dan kepabeanan, ketenagakerjaan, infrastruktur serta daya saing dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Sejak akhir 2004, keempat kelompok kerja itu telah mengidentifikasi 118 rencana aksi berupa langkah-langkah konkrit untuk mengatasi hambatan investasi di Indonesia. "Sekarang hampir semuanya sudah dalam tahap penyelesaian," ujar Mendag. Beberapa hal yang menjadi perhatian investor Jepang dalam menanamkan modalnya di Indonesia antara lain transparansi prosedur dan regulasi kepabeanan. "Bahkan ada usulan bagaimana memperbaiki kemacetan," ujar Mendag. Kemajuan rencana aksi tersebut akan dibahas dalam kunjungan presiden ke Tokyo, Jepang ada akhir Nopember 2006.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006