Jakarta, (ANTARA News) - World Wild Fund (WWF) menyatakan bahwa pemerintah, sektor industri dan konsumen hidangan laut (seafood) harus mengambil langkah untuk mengatasi krisis sumber daya laut, atau akan menerima risiko gangguan pada ketahanan pangan dan kesejahteraan lebih dari satu miliar orang. "Selama berabad-abad, manusia menganggap laut sebagai sumber pangan yang tidak ada habisnya. Tetapi beberapa tahun belakangan ini, tindakan manusia telah menekan ekosistem laut hingga batas kemampuannya," ujar Direktur WWF Global marine Programme, Dr. Simon Cripps, dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (6/11). Pernyataan itu menanggapi publikasi sebuah hasil analisis kesehatan ekosistem laut dalam jurnal Science yang menemukan, jumlah cadangan ikan telah habis di hampir sepertiga industri perikanan dunia, dan laju penurunannya terus meningkat. Penelitian tersebut juga melaporkan bahwa sebagai dampak hilangnya keanekaragaman hayati laut, akan ada lebih banyak pantai yang hilang, meningkatnya pertumbuhan jenis-jenis alga yang berbahaya, dan kawasan pesisir akan terendam. Para ilmuwan kelautan terkemuka tersebut membutuhkan waktu empat tahun untuk mengumpulkan dan menarik kesimpulan bahwa jumlah cadangan spesies ikan yang dikonsumsi akan habis pada tahun 2048. "Penelitian ini menegaskan tingkat krisis yang dialami laut. Pemerintah dan sektor industri harus bertindak atau kita akan tiba pada tingkat kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi pada sektor perikanan dan lingkungan laut," katanya. WWF mengatakan banyak pemerintah negara-negara di dunia gagal mencegah terjadinya penangkapan ikan secara berlebihan dan perusakan lingkungan laut. Tanpa mempedulikan masukan dari para ahli, mereka justru meningkatkan jumlah tangkapan alih-alih menegakkan prinsip pengelolaan yang bijaksana, dan gagal memberantas pencuri-pencuri ikan. Pemerintah seharusnya menerapkan standar-standar konservasi dan pengelolaan, termasuk mengurangi tekanan akibat praktek penangkapan ikan yang merusak dan membangun jaringan kawasan perlindungan laut yang efektif, bila mereka bermaksud mencegah habisnya isi laut dan hilangnya sumber pangan masyarakat di masa depan. "Walaupun terdapat masalah serius mengenai kelautan dunia, para pedagang retail yang bertanggung jawab di Eropa, Jepang dan Amerika Serikat mendapatkan permintaan yang meningkat atas seafood yang diperoleh dari perikanan yang dikelola secara baik,? lanjut Dr. Cripps. Cara terbaik bagi konsumen untuk mengidentifikasi apakah seafood yang dikonsumsi berasal dari industri perikanan yang dikelola dengan baik, menurut dia, melalui label sertifikasi Marine Stewardship Council.(*)

Copyright © ANTARA 2006