Masalah pangan memerlukan penanganan yang tepat dan bersifat holistik. Keterlibatan seluruh stakeholder merupakan salah satu cara efektif untuk mengelola peluang/resiko yang dihadapi, meminimalkan biaya, sekaligus optimalisasi pencapaian tujuan.
Sleman (ANTARA News) - Upaya pemenuhan kebutuhan pangan akan menghadapi tantangan berat karena alih fungsi lahan dan pasar bebas. 

Kepala Dinas Pertania, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Widi Sutikno, di Sleman, Kamis, mengatakan, kondisi ini membuktikan bahwa keberadaan lahan pertanian, iklim dan pemasaran sangat berpengaruh besar terhadap keberlanjutan kehidupan manusia.

"Hari Pangan se Dunia memiliki makna penting mengingatkan kembali bahwa perwujudan ketahanan pangan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, perguruan tinggi, pihak swasta maupun masyarakat yang harus dilaksanakan," kata Widi pada puncak peringatan Hari Pangan Se Dunia.

Dalam acara ini diadakan sarasehan pentingnya kemasan dan strategi pemasaran produk olahan pertanian menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia dengan nara sumber dari Pusat Kemasan UKM Yogyakarta dan Disperindakop Kabupaten Sleman.

Selain itu juga digelar pameran/bazar yang diikuti 23 kelompok usaha yang tergabung dalam 10 asosiasi, aneka lomba olahan basah dan olahan kering berbahan baku ubi jalar, lomba olahan daging kelinci, lomba jajanan sehat anak sekolah dan lomba kudapan dan menu balita dari ikan gurami.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan tema peringatan hari pangan kali ini adalah "Pertanian Bioindustri Berbasis Pangan Lokal Potensial sangat tepat bagi masyarakat Sleman yang memiliki banyak potensi pangan lokal yang sangat potensial yang dapat ditanam di sekitar.

"Masalah dan tantangan yang dihadapi Kabupaten Sleman untuk mencapai status ketahanan pangan yang mantap masih cukup berat. Bagi Kabupaten Sleman upaya yang harus ditempuh untuk memantapkan ketahanan pangan mencakup aspek kuantitatif maupun kualitatif," kata dia.

Menurut dia, pola konsumsi pangan penduduk masih terdominasi beras, padahal ketergantungan yang berlebihan terhadap satu jenis komoditas sangatlah rawan.

Ia mengatakan, upaya pendayagunaan diversifikasi pangan telah dilakukan namun perkembangannya masih sangat lambat sehingga jauh dari harapan. Diversifikasi adalah salah satu cara adaptasi yang efektif untuk mengurangi resiko produksi akibat perubahan iklim dan kondusif untuk mendukung perkembangan industri pengolahan berbasis sumberdaya lokal.

Pada sisi konsumsi, jelas dia,diversifikasi pangan memperluas alternatif pilihan pangan dan kondusif untuk mendukung terwujudnya pola pangan harapan. Diversifikasi pangan dapat meningkatkan ketahanan pangan bahkan dapat dipandang sebagai salah satu pilar pemantapan ketahanan pangan.

Sri Purnomo mengatakan, pada sisi lain, pemantapan ketahanan pangan di Kabupaten Sleman memerlukan kesatuan kerja multisektor dalam satu pemahaman yang sama.

"Masalah pangan memerlukan penanganan yang tepat dan bersifat holistik. Keterlibatan seluruh stakeholder merupakan salah satu cara efektif untuk mengelola peluang/resiko yang dihadapi, meminimalkan biaya, sekaligus optimalisasi pencapaian tujuan," katanya.

Ia mengatakan, kerja sama multipihak sangat diperlukan mengingat kondisi yang dihadapi semakin komplek dan tidak akan terselesaikan hanya oleh satu sektor saja.
(*)

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014