Seoul (ANTARA News) - Para pejabat senior Amerika Serikat dan Korea Selatan mulai memperdebatkan strategi untuk kemajuan ke depan atas perundingan-perundingan mengenai program nuklir Korea Utara, di samping cara-cara untuk menekan rezim komunis tersebut. Wakil Menteri Luar Negeri AS, Nicholas Burns dan Robert Joseph tiba dari Jepang dan akan bertolak ke Cina untuk menandaskan pentingnya front bersama pada saat perundingan enam-negara dilanjutkan setelah setahun mengalami kebuntuan. Joseph juga membahas cara-cara untuk mendesakkan diberlakukannya sanksi-sanksi PBB mengenai Utara setelah Pyongyang melakukan ujicoba nuklir pada 9 Oktober. Korea Selatan, seperti negara anggota PBB lainnya, diharuskan mengajukan daftar tindakan-tindakannya terhadap Pyongyang sejak awal pekan depan. Namun hal itu dihentikan sejenak oleh aksi dukungan tegas yang diusulkan oleh Jepang dan AS. Hanya selang tiga pekan setelah ujicoba nuklir dilakukan, Korea Utara mengumumkan pihaknya akan mengakhiri boikot setahun dan kembali ke meja perundingan gencatan senjata nuklir. Tetapi Jepang dan AS menyerukan `tindakan konkrit` Korea Utara untuk mengakhiri program nuklirnya pada saat perundingan dilanjutkan, mungkin bulan ini atau berikutnya. Forum, yang mulai melakukan pertemuan pada tahun 2003, terdiri atas dua Korea, Jepang, Cina, AS dan Rusia. "Hal itu jelas bahwa AS dan Jepang sudah saling memahami soal Korea Utara," kata Burns di Tokyo Senin setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Taro Aso. Joseph menambahkan: "Kami dalam perjanjian bahwa (sanksi-sanksi) resolusi harus dilaksanakan sepenuhnya dan secara efektif sampai Korea Utara memenuhi semua tuntutan Dewan Keamanan." Menteri Luar Negeri AS, Condoleezza Rice pekan lalu mengatakan, bahwa Washington ingin `tindakan nyata` pada saat perundingan itu dilanjutkan, berdasarkan perjanjian yang ditandatangani pada September 2005. Berdasarkan kesepakatan Korea Utara pada prinsipnya menghentikan program-program nuklirnya dan ditukar dengan bantuan energi dan ekonomi serta jaminan keamanan. Namun Utara memboikot forum selama dua bulan kemudian berkaitan protesnya terhadap pengenaan sanksi AS terhadap rekening-rekening banknya di luar negeri, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006