Surabay (ANTARA News) - Mantan Sekjen DPP Partai Kebangkitan Surabaya (PKB) H Saifullah Yusuf yang kini menjadi Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal itu mengaku hingga kini belum memilih antara PKB dengan PKNU. "PKNU (Partai Kebangkitan Nasional Ulama) yang sudah didaftarkan ke DepkumHAM itu belum sepenuhnya diterima para ulama, karena itu saya menunggu," ujarnya di sela-sela Dialog Publik `Siasat Daerah Tertinggal Mengejar Kemajuan` di Kelurahan Lontar, Surabaya, Rabu. Ia menegaskan bahwa pernyataannya itu tidak mengada-ada, karena dirinya sudah berkeliling ke beberapa pesantren yang justru menunjukkan bila para ulama/kiai selama ini mendapat informasi yang tidak jujur soal PKB atau PKNU itu. "Tanggal 10 Nopember, saya dipanggil ke Pondok Ploso, Kediri untuk bertemu dengan KH Idris Marzuki, KH Mas Subadar, dan kiai lainnya. Kami akan mendiskusikan kondisi terakhir PKB, sebab mereka tetap ingin `ndandani` (memperbaiki) PKB," paparnya. Menurut dia, kiai Idris Marzuki dan kiai Mas Subadar dalam pertemuan sebelumnya mengaku tidak tahu menahu soal pendirian PKNU, apalagi sampai ada pendaftaran ke DepkumHAM. "Itu berarti informasi yang diberikan kepada para kiai belum jujur dan benar," ungkapnya. Oleh karena itu, kata Saifullah Yusuf yang masuk tim sembilan bentukan Choirul Anam (Cak Anam) yang kini membentuk PKNU itu, dirinya akan menunggu keputusan para kiai, apakah perlu partai baru atau tidak. "Saya sendiri tidak diundang untuk acara tanggal 20 November di Pesantren Langitan, tapi saya justru mendapat undangan ke Kediri. Nggawe (membentuk) partai itu nggak gampang (tidak mudah). Nggak bisa cepat seperti nggawe jemblem (kue dari ubi)," guraunya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006