London (ANTARA News) - Harga minyak dunia bergerak melampaui 60 dollar AS per barrel pada hari Kamis karena cadangan minyak pemanas di AS dan minyak suling lainnya turun lebih besar dari perkiraan, kata para pedagang. Kontrak utama di New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Desember, naik 60 sen menjadi 60,36 dollar AS per barrel pada perdagangan selektronik sebelum pasar AS resmi dibuka. Di London, lapor AFP, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember naik 80 sen menjadi 60,39 dollar AS per barrel pada perdagangan elektronik. "Harga berjangka minyak mentah sedikit menguat, lebih dari 60 dollar AS per barrel di London dan New York, meneruskan kenaikan dari hari lalu menyusul cadangan minyak suling AS turun lebih besar dari perkiraan," kata Michael Davies, seroang analis pada pialang Sucden di London. Departemen Energi AS mengatakan Rabu lalu bahwa level cadangan minyak suling termasuk minyak pemanas dan minyak disel, turun 2,7 juta barrel menjadi 138,6 juta barrel pada pekan yang berakhir pada 3 November 2006. Penurunan itu lebih besar dari perkiraan sebesar 800.000 barrel. Minyak suling saat ini menjadi perhatian menjelang musim dingin di belahan bumi bagian utara, dimana permintaan terhadap minyak pemanas biasanya mencapai puncak. Departemen Energi AS menambahkan bahwa cadangan minyak mentah bertambah sebesar 400.000 barrel menjadi 334,7 juta barrel. Para analis sebelumnya memperkirakan ada kenaikan sebesar 750.000 barrel. Cadangan bensin turun 600.000 barrel menjadi 204 juta barrel, sedangkan perkiraan sebelumnya akan berubah sedikit. Harga minyak mentah berjangka mengalami kenaikan sekitar satu dollar AS per barrel dalam perdagangan hari Rabu lalu menyusul pengumuman data cadangan minyak AS tersebut. Pasar juga mengamati perubahan dramatis pada peta politik AS setelah partai Demokrat memenangkan pemilihan anggota DPR dalam pemilu pertengahan di AS Selasa lalu. Media AS juga melaporkan Rabu bahwa partai Republik juga kehilangan kendali di Senat, yang merupakan kelemahan besar bagi Presiden George W Bush.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006