Mataram (ANTARA News) - Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Dr. Ir. Suhardi mengungkapkan, kebakaran hutan dan sebagian lahan di Indonesia selama ini ternyata telah mengakibatkan kerugian negara sekitar Rp3,6 triliun per tahun. "Sementara maraknya penebangan di hutan lindung baik legal maupun ilegal, mengakibatkan hancurnya habitat dan sumber air mengakibatkan kerugian yang tak dapat dihitung," katanya di Mataram, Sabtu. Di depan 250 orang peserta Seminar Pengelolaan Hutan Dalam Menghadapi Kelestariannya dia mengatakan, luas lahan kosong di kawasan hutan yang terbakar mencapai 31,95 juta hektar ditambah sekitar 17,28 hektar belum terdeteksi. Sementara kawasan hutan yang perlu direhabilitasi seluas 59,2 juta hektar tersebar diseluruh tanah air. Dikatakan, pembukaan wilayah-wilayah baru misalnya untuk konversi status lahan kemudian pembuatan jalan yang melewati habitat plasma dihutan lindung yang sudah sangat terbatas luasnya. Hal ini, jelas dapat mempercepat kerusakan hutan dan sumber plasma nutfah yang berarti baik bagi masa kini maupun masa depan anak cuku bangsa Indonesia. Mahasiswa Fakultas Kehutanan nantinya setelah mengelola hutan mempunyai kemampuan meningkatkan kesadaran mengurangi terdesaknya fungsi adat untuk kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat serta fungsi hutan untuk tata air. Pendidikan Natural Resources juga secara jelas dapat mengurangi bertambahnya pengangguran karena semakin banyaknya perusahaan kayu yang ditutup dan semakin banyaknya penggangguran akibat PHK pada sejumlah industri perkayuan serta lainnya. Kerusakan hutan di Indonesia telah mencapai 59 juta hektar, disusul dengan bencana terjadi dimana-mana, maka kehutanan harus mengutamakan masalah yang memang aktual itu. Sistem pengelolaan Natural Resources yang ditunjukkan dengan tugas dan keunggulan alami bahwa Indonesia secara total mempunyai curah hujan terbesar di dunia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006