Jakarta (ANTARA News) - Perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada pekan depan diperkirakan tidak berbeda jauh situasinya dari perdagangan pekan ini, yang lebih diwarnai tindakan seleksi terhadap saham-saham yang memiliki fundamental bagus. "Seleksi saham pada pekan depan diperkirakan pada saham yang memiliki fundamental bagus, seperti telekomunikasi, pertambangan dan perbankan," kata Analis Riset PT BNI Securities, Fitri Murniawati, kepada ANTARA, akhir pekan ini. Menurut Fitri, saham sektor telekomunikasi yang memiliki bisnis yang bagus saat ini dan untuk ke depannya masih akan menopang indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEJ. Selain itu, lanjutnya, sektor pertambangan juga masih memiliki potensi menguat karena didorong oleh hasil laporan keuangan kuartal ketiga yang bagus dan faktor harga minyak yang kembali menguat di atas 60 dolar AS per barel. Sektor perbankan, ungkap Fitri, juga masih memiliki peluang untuk menguat akibat ekspektasi (perkiraan) penurunan suku bunga yang akan terus berlanjut hingga 2007. "Sektor perbankan masih memiliki peluang untuk terus menguat, terutama `second liners` (saham lapis kedua)," ungkapnya. Pada perdagangan pekan lalu, IHSG kembali mencatat rekor tertinggi barunya di level 1.664,837 atau menguat sebesar 51,914 poin dari pekan sebelumnya yang ditutup di posisi 1.612,923. IHSG pada pekan lalu bergerak pada kisaran terendah 1.640,848 dan tertinggi 1.612,923. Sementara untuk indeks LQ45 berada di level 365,978 atau menguat 13,040 poin dari pekan sebelumnya di 352,938. Indeks LQ45 pada pekan lalu bergerak pada kisaran terendah 360,213 dan tertinggi 352,938. Rata-rata transaksi per hari juga mengalami peningkatan mencapai 22.828 kali per hari dibanding pekan sebelumnya 19.487 kali. Sedangkan rata-rata volume per hari 1,562 miliar saham dibanding pekan sebelumnya yang hanya 1,248 miliar saham dan nilai Rp1,730 triliun dibanding pekan sebelumnya Rp1,687 triliun. Menguatnya indeks pada pekan ini didominasi oleh keputusan Bank Indonesia yang menurunkan BI-rate sebesar 50 basis poin menjadi 10,25 persen. Penurunan ini telah menyebabkan optimisme pasar terhadap saham-saham perbankan dan saham lainnya yang sensitif terhadap suku bunga. Selain itu, saham-saham yang memiliki fundamental bagus juga mengalami kenaikan akibat ekspektasi membaiknya kinerja pada 2007 mendatang yang dipengaruhi oleh suku bunga dan penurunan biaya bunga dan produksi. Biaya produksi diperkirakan turun karena sejalan dengan penurunan harga bahan bakar minyak dan turunnya beban bunga akibat turunnya suku bunga yang kemungkinan besar akan diikuti oleh turunnya suku bunga kredit. "Dengan turunnya biaya tersebut telah menyebabkan investor memburu saham yang memiliki fundamental bagus. Kondisi ini kemungkinan akan berlangsung hingga tahun depan (2007)," tambah Fitri. (*)

Copyright © ANTARA 2006