Bayi ini masih penuh darah dan lumpur karena disimpan di tanah yang becek."
Nunukan (ANTARA News) - Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara menyelidiki modus ibu membuang bayinya yang baru dilahirkan ke selokan di Kelurahan Nunukan Timur Kecamatan Nunukan.

Kanit Reskrim KSKP Kabupaten Nunukan, Ipda Nanang Suherman di Nunukan, Rabu menerangkan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap ibu bayi yang ditemukan dalam selokan di Gang Kakap RT 17 Kelurahan Nunukan Timur Kabupaten Nunukan.

Ia menjelaskan, bayi yang berjenis kelamin perempuan tersebut ditemukan seorang perempuan bernama Sinar (38) tetangganya sendiri pada Rabu (5/11) sekitar pukul 00.30 wira ketika mendengarkan tangisan beberapa kali.

"Bayinya ini ditemukan oleh tetangganya sendiri bernama Sinar (38) tetangganya sendiri sekitar pukul 00.30 wita dalam selokan," kata Kanit Reskrim KSKP Nunukan.

Hanya saja, kata dia, pihaknya masih melakukan tahap penyelidikan terhadap ibu bayi bernama Adriani (27) karena kondisinya masih lemas akibat kejadian tersebut sehingga belum dapat diperiksa secara intensif.

Sementara ayah dari bayi ini, kata dia, berada di rumahnya tanpa mengetahui istrinya telah melahirkan dan membuang bayinya ke dalam selokan yang terletak di depan rumahnya itu.

Nanang Suherman mengatakan, nasib baik bayi yang diperkirakan baru dilahirkan sekitar satu jam itu tidak tenggelam karena pada saat itu tidak terjadi air laut pasang di selokan tersebut.

Pada kesempatan itu pula, penemu bayi bernama Sinar kepada wartawan menceritakan awal mula menemukan bayi yang masih berlumuran darah dan kotoran (tanah) itu tergeletak tanpa dibungkus kain (telanjang).

Ia mengatakan, dirinya yang sedang terbangun setelah mendengarkan tangisan bayi sempat ketakutan karena disangka suara anjing laut namun penasaran akhirnya membuka pintu rumahnya bersama suaminya dan mendekati sumber tangisan tersebut.

Ketika mendekat, Sinar yang sedang dimintai keterangan oleh aparat kepolisian setempat menerangkan, ternyata seorang bayi yang telah tidak memiliki plasenta lagi dan mengangkatnya masuk ke rumahnya dengan membersihkan menggunakan air hangat.

"Bayi ini masih penuh darah dan lumpur karena disimpan di tanah yang becek," ujar dia.

Pewarta: M Rusman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014