Beijing (ANTARA News) - Satu ledakan menewaskan sedikitnya 24 orang di Cina utara, Senin, kata media pemerintah, terbaru dalam rangkaian bencana maut menghantam industri tambang batu bara yang paling banyak menelan korban jiwa di dunia itu. Ledakan gas Senin pagi itu terjadi di tambang batubara Nanshan Coliery, daerah Lingshi, propinsi Shanzi, yang menurut kantor berita Xinhua akibat penggunaan yang tidak layak bahan peledak di perusahaan yang dikelola desa itu. "Tambang itu, yang izin keselamatanya telah berakhir, sudah diperintahkan untuk menghentikan operasinya," kata televisi CCTV milik pemerintah, dan menambahkan paling tidak ada 34 pekerja tambang di bawah tanah pada saat ledakan itu terjadi. Ledakan itu terjadi persis sepekan setelah satu ledakan yang menewaskan belasan penambang di daerah Shanzi lainnya, yang memproduksi seperempat batubara Cina, dan memicu pihak berwenang melakukan peninjauan ulang peraturan keselamatan di propinsi itu. Jumlah korban dari ledakan 5 Nopember di tambang batu bara Jiaojiashal meningkat dari 23 menjadi 35 orang , Senin ketika 12 lagi mayat ditemukan, kata CCTV. Tim penolong masih mencari 12 pekerja tambang lainnya. Juli lalu, satu ledakan di tambang batu bara menewaskan lebih dari 50 orang di sebuah tambang lainnya di daerah Lingshi. Peristiwa-peristiwa ledakan yang hampit tiap hari itu menyebabkan Cina harus berjuang keras untuk membersihkan industri batu baranya sementara berusaha untuk memenuhi permintaan yang meningkat dan harga tinggi batubara, yang merupakan sekitar 70persen dari konsumsi enerjinya. Untuk mencari keuntungan segera, peraturan-peraturan keselamatan sering diabaikan, produksi didorong melebihi batas dan tambang yang berbahaya yang telah ditutup dibuka kembali secara tidak sah. Banjir, ledakan dan kecelakaan-kecelakaan lain dalam tambang-tambang batu bara Cina menewaskan 345 orang Oktoober lalu, 44 persen lebih tinggi dari bulan sebelumnya, kata data resmi. Kendatipun 22 persen menurun dalam jumlah korban jiwa dari tahun sebelumnya, 3.726 pekerja tambang batu bara tewas dan lebih dari 2.300 kecelakaan dalam 10 bulan pertama tahun 2006, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006