... masyarakat sangat penting karena TNI tanpa rakyat bukan apa-apa... "
Samarinda, Kalimantan Timur (ANTARA News) - Asisten Teritorial Panglima TNI, Mayor Jenderal TNI I Ngakan Gede Sugiarta, mengatakan, perang nyata lebih mudah diatasi, yang sulit diatasi justru perang yang tidak nyata, yakni perang ideologi, budaya, dan ekonomi.

"Apalagi jika musuhnya orang dalam sendiri, tentu akan lebih sulit. Musuh utama yang penting untuk diantisipasi dalam rangka menjaga keutuhan NKRI adalah musuh dari dalam negeri yang tidak nyata," ujarnya di Samarinda, Jumat.

Ketika menyampaikan ceramah bertema Membangun Karakter Bangsa Guna Memperkuat Ketahanan Wilayah, pada acara Forum Komunikasi Sosial TNI bersama elemen masyarakat, dia meminta dukungan rakyat Kalimantan Timur membantu TNI dalam bela negara dan menjaga keutuhan NKRI.

"Dukungan masyarakat sangat penting karena TNI tanpa rakyat bukan apa-apa," katanya.

Ia mengatakan TNI harus kembali ke jati diri sesungguhnya, yakni TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara profesonal pembela bangsa dan negara.

Terkait perang yang tidak nyata, kata dia, perang pada era globalisasi seperti sekarang bukan sebatas adu kekuatan persenjataan militer, melainkan perang ideologi, budaya, dan ekonomi.

Semua pihak, kata dia, harus berhati-hati dan bersatu dalam menghadapi perang tidak nyata. Satu hal yang paling penting adalah harus waspada terhadap bentuk-bentuk perang dalam rangka menguasai suatu kawasan.

"Beberapa upaya antisipasi yang perlu dilakukan di antaranya membangun silaturahim, mengangkat kearifan setempat, memperkokoh ideologi, dan memperkuat ekonomi kemasyarakatan, seperti berkaitan ideologi ditandai masuknya aliran keagaman yang menyerang pikiran masyarakat untuk mengarah pada kesesatan," ujarnya.

Hal ini, menurut dia, bisa ditangkal dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ajaran agama yang sesungguhnya. 

Untuk menangkal perang kebudayaan dapat dilakukan dengan mengangkat kearifan setempat agar bisa mendunia. 

Terkait dengan antisipasi penguasaan ekonomi, menurut dia, perlu dilakukan agar generasi mendatang tidak dikuasai pasar asing.

"Sekarang saja kita sudah dijajah produk makanan luar, sehingga banyak produksi olahan domestik mulai ditinggalkan, ujung-ujungnya adalah penguasaan ekonomi. Makanya pasar domestik perlu diperkuat dengan gerakan cinta produk dalam negeri," kata Sugairta. 

Pewarta: M Ghofar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014