Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia kini sedang merintis kerjasama pemasaran anggrek ke pasar internasional dengan Thailand karena negara itu jauh lebih baik dalam soal jaringan pemasaran dan angkutannya. "Meskipun Indonesia mempunyai jumlah spesies anggrek terbesar di dunia, tetapi masalah pemasaran dan pengembangan teknologinya jauh tertinggal dibanding dengan Thailand," kata Menteri Pertanian Anton Apriyantono usai menghadiri seminar "Anggrek Nasional" di Jakarta, Selasa. "Pekan lalu saya pergi ke Thailand. Para pengusaha anggrek dari negara itu saya ajak untuk kerjasama dalam hal pemasaran. Mereka menyambut baik dan akan kita lanjuti dengan nota kesepahaman dalam waktu dekat ini," katanya. Thailand, kata mneteri, mempunyai jaringan pemasaran yang luas dan kegiatan promosi yang rutin. Bahkan, untuk angkutan sangat hebat, karena pesawat Thai Airways, Thailand memprioritaskan ekspor anggrek itu. Menurutnya, Garuda Indonesia belum berpihak seperti itu. Selain masalah angkutan, laboratorium dan pengembangan bibit anggrek juga masih kurang. Oleh karena itu, mulai tahun ini pihaknya akan mengembangkan pusat penelitian tanaman anggrek di beberapa daerah bekerjasama dengan fakultas pertanian di beberapa universitas. Penerapan teknologi inovatif, kata Anton, tidak saja meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinuitas hasil, melainkan juga efisiensi produksi. Inovasi teknologi juga mampu mengubah potensi sumberdaya nasional menjadi produk unggulan bernilai tambah yang kompetetif dipasaran internasional. Untuk itu, katanya, perlu menempuh beberapa langkah diantaranya adalah menerapkan varietas unggulan, meningkatkan promosi dan mengembangkan pemasaran dengan prinsip supply chain management. Anton juga mengatakan, tidak berkembangnya industri anggrek nasional karena masih banyaknya pungutan dari daerah dan pusat yang akhirnya memberatkan produsen atau distributor anggrek. "Kita akan tertibkan pungutan itu agar dapat mendorong industri anggrek lebih produktif dan menghasilkan devisa lebih besar," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006