Pekanbaru (ANTARA News) - Para veteran pejuang yang ada di wilayah Provinsi Riau berharap mereka mendapatkan kartu sakti (Kartu Indonesia Sehat) yang di terbitkan Presiden Joko Widodo, karena rata-rata kehidupan mereka dan keturunannya saat ini masih tergolong kurang mampu.

"Banyak veteran khususnya yang ada di kabupaten di Riau masih hidup dalam kemiskinan bahkan tidak memiliki Rumah," kata Ketua Markas Daerah Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Provinsi Riau, Soegirinoto, di Pekanbaru, Senin.

Menurutnya jumlah pejuang di Riau pada tahun 80an masih banyak sekitar 2.000an. Tetapi yang masih hidup saat ini hanya tinggal 270 orang.

"Mereka kini tersebar di 12 Kabupaten/Kota di Provinsi Riau," kata dia.

Selama ini dia menjelaskan, mereka hanya hidup dari belas kasihan negara melalui uang dana kehormatan yang besarannya Rp250.000 perbulan. Sementara kalau hendak berobat mereka hanya mengandalkan Asuransi Kesehatan (Askes). Belakangan program berobat ini berobah ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) membuat mereka banyak yang bingung bagaimana cara mendapatkannya.

"Sehingga banyak yang mengeluhkan tidak lagi bisa berobat," kata dia.

Diakui dia, perlakuan bagi kesejahteraan para veteran selama ini di Riau masih tergantung kepada siapa yang menjadi pemimpin di daerah. Setiap kabupaten/kota berbeda jenis dan besaran bantuannya.

"Kalau pemimpinnya agak peduli terhadap pejuang maka baiklah kesejahteraan yang di dapat, akan tetapi berganti pemimpin maka akan berganti kebijakannya," papar dia.

Di Riau, dia mencontohkan untuk program 1.000 rumah yang di gelontorkan bagi rakyat miskin, sampai saat ini belum ada satupun penerimanya veteran.

"Padahal masih banyak veteran yang tidak punya rumah, di Pekanbaru saja ada 15 orang, belum lagi di kabupaten yang jauh di pelosok pulau," kata dia tidak lagi ingat angka pastinya.

Karena itu pesan dia, menjelang moment perayaan peringatan hari pahlawan yang jatuh tanggal 10 November, dibawah kepemimpinan Presiden baru Joko Widodo, mereka di prioritaskan sebagai penerima kartu sakti Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

"Setidaknya kami masih di pantaskan menerima itu sebagai pejuang kemerdekaan negara Rapublik Indonesia," harap dia.

Pria kelahiran Yogyakarta ini mengaku sedih dengan nasib teman-temannya veteran yang tidak seberuntung dirinya. Di usianya yang ke- 87 tahun dia memiliki rumah atas bantuan Asuransi Abri (Asabri).

"Saya masih beruntung, tujuh orang keturunan saya tidak ada yang bersedia menjadi angkatan dan PNS, karena anggapan kehidupan mereka akan miskin seperti orang tuanya," kata dia menambahkan.
(NTY)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014