Banjarbaru (ANTARA News) - Evakuasi pengangkatan badan pesawat jenis ampibi pembom air Be-200 milik Rusia yang tergelincir di pinggiran landasan pacu Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru masih belum jelas, kendati sudah memasuki hari kelima sejak pesawat tergelincir Jumat (10/11). Setelah terhalang hujan pada Selasa (14/11), pengelasan tuas roda depan pesawat eks Rusia itu belum juga dilakukan dan ban pesawatnya belum keseluruhan diganti, sehingga harus menunggu pemasangan ban dan pengelasan baru bisa dilakukan evakuasi. Namun menurut salah seorang petugas TNI-AU Lanud Syamsudin Noor yang tergabung dalam Tim Evakuasi pesawat, melalui telepon kepada ANTARA Banjarmasin, menerangkan sesuai jadwal pelaksanaan evakuasi pesawat Be-200 itu sekitar pukul 12.00 Wita. "Tim evakuasi hingga saat ini masih menyusun strategi agar evakuasi pengangkatan badan pesawat dapat berjalan dengan lancar," ujarnya. Mengenai "towing car" atau mobil penarik pesawat, dia mengatakan tim evakuasi menurut akan meminjam kepada Garuda Indonesia, karena "towing car" yang dimiliki maskapai penerbangan pembawa bendera nasional itu memiliki daya tarik beban pesawat terbesar, katanya. Ia menambahkan saat dilakukan evakuasi pengangkatan badan pesawat jet ampibi Be-200, kegiatan di landas pacu harus dihentikan karena dapat membahayakan penerbangan. "Oleh karena itu, untuk evakuasi pengangkatan atau penarikan badan pesawat Be-200 dicari celah waktu yang agak kosong kegiatan penerbangan di Bandara Syamsudin Noor," demikian katanya. Sebelumnya dua pesawat Be-200 disewa Pemerintah Republik Indonesia dari Rusia untuk memadamkan berbagai titik api sumber kabut asap di beberapa wilayah Indonesia dan cukup membuat gaduh beberapa negara tetangga. Biaya yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia untuk menyewa pesawat tersebut mencapai 15 ribu dolar/jam dengan kontrak operasional selama 300 jam. (*)

Copyright © ANTARA 2006