Nay Pyi Taw (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Nay Pyi Taw, Myanmar, Kamis, secara resmi memperkenalkan gagasan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia kepada kepala negara-negara sahabat yang tergabung dalam Forum Pertemuan Puncak ke-9 Asia Timur (EAS).

"Indonesia menyadari, sebuah trasformasi besar sedang terjadi di abad ke-21 ini. Pusat gravitasi geo-ekonomi dan geo-politik dunia sedang bergeser dari Barat ke Asia Timur. Negara-negara Asia sedang bangkit," kata Presiden.

Dan Indonesia, lanjut dia, berada tepat di tengah-tengah proses perubahan strategis itu, baik secara geografis, geopolitik, maupun geo-ekonomi.

Ia memaparkan bahwa Tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) merupakan "lorong" lalu lintas maritim dunia.

"Oleh karena itu, sebagai negara maritim, Indonesia harus menegaskan dirinya sebagai Poros Maritim Dunia, sebagai kekuatan yang berada di antara dua samudera, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik," katanya.

Dua samudera strategis itu, kata Presiden, juga menyimpan kekayaan besar --energi dan sumberdaya laut lainnya yang akan menentukan masa depan kemakmuran di kawasan.

Posisi sebagai Poros Maritim Dunia, menurut Presiden, membuka peluang bagi Indonesia untuk membangun kerjasama regional dan internasional bagi kemakmuran rakyat.

Pada kesempatan itu ia juga menyampaikan alasannya memilih Forum EAS sebagai lokasi untuk memperkenalkan Poros Maritim Dunia karena Indonesia menilai KTT Asia Timur berperan penting bagi keamanan, stabilitas, dan kemakmuran ekonomi di kawasan.

Dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7 persen pertahun dan total GDP sekitar 40 trilyun dolar AS, kawasan Asia Timur merupakan kawasan paling dinamis secara ekonomi mengingat sekitar 40 persen perdagangan dunia ada di kawasan ini.

Sidang pleno KTT ke-9 EAS dibuka sekitar pukul 09.00 waktu setempat di Myanmar International Convention Center (MICC) dengan pembacaan sambutan dari tuan rumah Presiden Myanmar U Thein Sein.

Sebelum acara dimulai digelar sesi foto bersama, Presiden Jokowi berdiri di antara PM India Narendra Modi dan PM Jepang Shinzo Abe.

Hadir dalam Sidang Pleno itu adalah sepuluh kepala pemerintahan Asia Tenggara yaitu Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Sen, Presiden Joko Widodo, PM Laos Thongsing Thammavong, PM Malaysia Najib Razak, Presiden Myanmar U Thein Sein, Presiden Filipina Benigno Aquino III, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Thailand Prayut Chan O Cha, dan PM Vietnam PM Nguyen Tan Dung.

Hadir pula Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Australia Tony Abbot, Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev, Perdana Menteri Selandia Baru John Key, dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Pewarta: GNC Aryani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014