Singapura (ANTARA News) - Keperluan infrastruktur kesepuluh anggota Asosiasi Negara Asia Tenggara (ASEAN) diperkirakan akan mencapai sekitar 50-60 miliar dolar AS hingga 2010 dan pemerintah mengharapkan sektor swasta untuk membantu pengadaan biaya tersebut, kata Heng Swee Keat, direktur pelaksana Otoritas Moneter Singapura (MAS). Ketika berbicara pada konferensi perbankan si Singapura, Heng mendesak para bankir ASEAN untuk memainkan peran penting dalam pertumbuhan perekonomian kawasan itu. "Secara keseluruhan, keperluan infrastruktur ASEAN dalam lima tahun mendatang, dari 2006 hingga 2010, diperkirakan sekitar 50-60 miliar dolar AS. Karena pemerintah tidak dapat membiayai sendiri, peran serta sektor swasta akan sangat penting," katanya, seperti dilansir XFN Asia. "Permintaan investasi infrastruktur pada sektor kelistrikan, pengelolaan air dan limbah, jalan, pelabuhan dan telekomunikasi sangat besar bagi wilayah ekonomi Indonesia, Vietnam dan Filipina." ASEAN telah tumbuh menjadi pusat manufaktur dan komoditas secara global dan akan terus memainkan peran penting, kata Heng, seraya melihat bahwa saat ini, grup kawasan itu memiliki produk domestik bruto (PDB) gabungan sebesar 883 miliar dolar AS yang dapat tumbuh menjadi satu triliun dolar AS pada 2010. Untuk menciptakan kemajuan lebih jauh, ia menyerukan untuk melanjutkan reformasi struktural sistem keuangan dan perekonomian. Selain memfasilitasi akses ke pendanaan infrastruktur, Heng juga menyoroti pertumbuhan sistem keuangan Islam serta perlunya meningkatkan ASEAN sebagai kelas aset investasi. "Daripada bekerja sebagai bank-bank individual, atau sebagai bank dalam negara-negara sendiri, kita perlu bekerja bersama di seluruh ASEAN untuk mencapai skala dan kedalaman," kata Heng. (*)

Copyright © ANTARA 2006