Mengapa kita harus ribut-ribut, karena yang rugi adalah kita sendiri dan kita harus berpikir secara menyeluruh. Tentu ada alasan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi ini."
Pekanbaru (ANTARA News) - Kondisi Kota Pekanbaru dan sekitarnya aman dari gejolak sosial dan politik pascakenaikan harga BBM, kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pekanbaru, Provinsi Riau Agus Pramono.

"Pasca kenaikan harga BBM, yang diumumkan pemerintah Senin, malam sebesar Rp2.000 per liter itu tidak memicu terjadinya gejolak sosial dan politik di Pekanbaru. Sebab sebagian masyarakat mendukung kebijakan pemerintah yang berdampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat itu," ujar Agus, di Pekanbaru, Selasa.

Menurutnya, Riau dan Pekanbaru khususnya memiliki masyarakat yang kental dengan budaya melayu yang memberikan jaminan terjalinnya hubungan sosial kemasyarakatan aman terkendali.

Dengan kondisi demikian, katanya lagi, maka Pekanbaru tercatat sebagai daerah investasi terbaik di Indonesia.

"Apalagi, budaya Riau, sangat khas dan terkenal lemah lembut, lebih menghormati antarsesama, serta memiliki anutan agama yang kuat, disamping itu cara-cara dalam mengungkapkan sesuatu bersifat santun sebagai salah satu ciri masyarakat yang stabil di suatu daerah," katanya.

Kota Pekanbaru berpenduduk sebanyak 964.558 jiwa itu dengan masyarakatnya yang heterogen banyak suku, agama dan budaya itu, justru memperkuat dan memperkokoh kesatuan dan persatuan sehingga mengakibatkan daerah yang dijuluki sebagai kota bertuah itu kondusif untuk berinvestasi," katanya.

Ia menilai stabilitas ekonomi, sosial dan politik di daerah ini masih aman dan terkendali. Tidak ada situasi politik yang anarkis oleh karena itu, kondisi ini harus dipertahankan dan masyarakat agar menjaga ketertiban, keamanan, dan kenyamanan serta ketentraman di lingkungan masing-masing.

"Mengapa kita harus ribut-ribut, karena yang rugi adalah kita sendiri dan kita harus berpikir secara menyeluruh. Tentu ada alasan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi ini," katanya.

Pewarta: Frislidia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014