"Permintaan batu maba dari Halmahera Timur kini terus berdatangan dari para pengusaha batu permata di Jakarta, Makassar dan Balikpapan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor," kata salah seorang pengusaha batu maba, Ifan di Ternate, Minggu.
Batu maba mulai banyak diminati di pasar domestik dan ekspor, karena memiliki corak warna yang khas dan beragam yang keseluruhannya sebanyak 25 corak warna, di antaranya hijau, hitam, kuning dan loreng. Selain itu ada jenis batu jahanam yang dikenal memiliki khasiat sebagai terapi penyembuhan.
Ifan mengatakan, sekarang dirinya mendapat permintaan batu maba sebanyak 100 kg per tiga hari dan jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah karena permintaan serupa juga mulai berdatangan dari berbagai kota lainnya di Indonesia.
Batu maba dikirim dalam bentuk setengah jadi (potongan segi empat), namun ke depan diupayakan dalam bentuk jadi, misalnya berupa batu cincin atau bahan aksesori lainnya sehingga bisa memiliki nilai jual lebih tinggi.
Batu maba, kata Ifan, semula tidak dikenal luas karena kurangnya keseriusan pemerintah Kabupaten Halmahera Timur untuk memromosikan potensi batu mulia di daerah itu. Padahal dari segi corak warna tidak kalah bersaing jika dibandingkan dengan batu mulia lain dari Maluku Utara, di antaranya batu bacan dan batu obi di Halmahera Selatan.
Batu maba dari daerah penghasil nikel itu, mulai dikenal luas setelah perajin mencoba memperkenalkannya kepada para pengusaha batu permata di sejumlah kota di Indoensia, seperti Jakarta, Makassar dan Balikpapan.
"Mereka kemudian menawarkannya kepada para pelanggannya di dalam dan luar negeri dan ternyata sangat diminati. Sejak saat itu, saya diminta untuk mengirim batu maba kepada mereka secara rutin setiap minggunya, bahkan sekarang dalam setiap tiga hari mengirim sedikitnya 100 kg," katanya.
Untuk memenuhi pesanan batu maba yang terus berdatangan, ia mengharapkan dukungan dari pemerintah Kabupaten Halmahera Timur, khususnya terkait permodalan dan pengadaan alat potong batu maba.
Ia menambahkan, banyaknya permintaan batu maba dari berbagai kota di Indonesia tersebut otomatis memberi kontribusi pendapatan kepada masyarakat di Halmahera Timur, khususnya mereka yang mengolah batu mulia itu.
Pewarta: La Ode Aminuddin
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014