"Termasuk soal pembiayaan, semula kita akan minta World Bank, tapi kita khawatir akan ada campur tangan pihak pemberi dana sehingga kita batalkan dan putuskan menggunakan dana APBN," kata Zainal.
Jakarta (ANTARA News) - Meskipun publik tak henti melakukan kritik atas kinerja anggota DPR, namun DPR tetap tak menghiraukan kritikan itu, bahkan kali ini ada dua rombongan yang tergabung dalam tim kajian peningkatan kinerja DPR segera berangkat ke Australia dan Kanada. Menurut Wakil Ketua DPR RI Zainal Ma`arif di Gedung DPR/MPR Jakarta, Jumat, dua rombongan anggota DPR ini terdiri atas 21 anggota dengan empat staf ahli dan sekretaris. Tim secara keseluruhan akan dipimpin Zainal Ma`arif yang juga Ketua Tim Kajian Peningkatan Kinerja DPR. Namun Zainal mengungkapkan, dirinya hanya akan memimpin langsung rombongan yang pergi ke Kanada, sedangkan rombongan yang berangkat ke Australia dipimpin anggota FPDIP Eva Sundari. Menurut Zainal, pertimbangan tim mengunjungi dua negara itu karena parlemennya sering melakukan perubahan-perubahan kinerja demi efektivitas tugasnya. "Australia kita kenal memiliki parlemen yang progresif dan melakukan perubahan-perubahan, sedangkan Kanada merupakan salah satu negara yang memiliki tim kajian seperti kita tetapi dia lebih dulu sehingga bisa belajar dari mereka," kata Zainal. Menyinggung anggaran untuk membiayai pemberangkatan rombongan itu, Zainal mengatakan semua sesuai standar seperti keberangkatan anggota DPR ke luar negeri. Untuk pimpinan DPR yang berangkat ke Kanada mendapat uang saku 330 dolar AS/hari, sedangkan untuk anggota 280 dolar AS. Bagi tim yang berangkat ke Australia karena semua merupakan anggota DPR biasa akan mendapatkan 220 dolar AS/hari. "Dana itu tidak termasuk biaya akomodasi selama di luar negeri maupun biaya perjalanan berangkat dan pulangnya. Jadi yang kita terima itu semacam SPJ-lah," kata Zainal. Tim akan berangkat ke Kanada pada 19-26 November 2006, sedangkan tim yang akan ke Parlemen Australia berangkat 26 November hingga 1 Desember 2006. "Tetapi jadwal ini sifatnya tentatif karena harus menyesuaikan dengan semua pihak yang akan dikunjungi," katanya. Menanggapi adanya kritik masyarakat tentang perjalanan anggota DPR, Zainal mengatakan apa yang dilakukan DPR semua sesuai aturan dan tidak melanggar Tata Tertib DPR. "Termasuk soal pembiayaan, semula kita akan minta World Bank, tapi kita khawatir akan ada campur tangan pihak pemberi dana sehingga kita batalkan dan putuskan menggunakan dana APBN," katanya. Menjawab pertanyaan "gaya shopping" yang selalu diperlihatkan anggota DPR yang ke luar negeri, Eva Sundari mengatakan sebenarnya hal itu tidak masalah sepanjang kewajibannya tetap dilaksanakan. "Kalau melihat jadwal kita sangat padat, tapi soal belanja saya pun akan belanja tetapi sekadar membeli souvenir atau t-shirt untuk staf atau yang lain," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006