Hanoi (ANTARA News) - Para pemimpin anggota Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Hanoi, Vietnam, Minggu, menutup kegiatan pertemuannya yang ke-14 dengan mengeluarkan Deklarasi Hanoi. Presiden Vietnam Nguyen Minh Triet yang juga tuan rumah pertemuan para pemimpin APEC mengumumkan isi deklarasi yang berisi penegasan tiga hal pokok, yaitu memajukan investasi dan perdagangan bebas, meningkatkan keamanan manusia, dan membangun masyarakat yang lebih kuat dengan komunitas yang lebih dinamis dan harmonis. Dalam hal memajukan investasi dan perdagangan bebas, para pemimpin APEC menegaskan kembali dukungannya kepada Agenda Pembangunan Doha Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan menjadikannya sebagai prioritas utama APEC. "Konsekuensi gagalnya putaran Doha akan menyuramkan perekonomian kita dan sistem perdagangan multilateral dunia. Karena itu kita seharusnya memecahkan kebuntuan saat ini dan mencapai hasil yang sungguh-sungguh dan seimbang secara menyuluruh," katanya. Selain itu, APEC mengakui peran perjanjian perdagangan regional/perjanjian perdagangan bebas (RTA/FTA) dalam memajukan perdagangan bebas dan kebutuhan untuk memastikan RTA/FTA bergerak menuju liberalisasi perdagangan yang lebih luas dan pengurangan biaya-biaya transaksi perdagangan. Meski untuk sementara pandangan Dewan Penasihat Bisnis APEC (ABAC) mengenai kawasan perdagangan bebas Asia Pasifik (Free Trade Area of the Asia-Pacific/FTAA) sulit dirundingkan karena masih ada kesulitan teknis pada saat ini, pada saat yang tepat APEC akan serius mempertimbangkan jalan yang efektif untuk liberalisasi perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik. "Sambil menegaskan kembali komitmen kami kepada tujuan-tujuan Bogor (Bogor Goals) dan penyelesaian Agenda Pembangunan Doha WTO, kami menginstruksikan kepada para pejabat untuk melakukan studi lebih lanjut tentang cara dan upaya meningkatkan integrasi ekonomi regional, termasuk FTAA sebagai prospek jangka panjang dan laporan ke pertemuan para pemimpin ekonomi APEC di Australia tahun 2007," sebutnya. Para pemimpin APEC menyampaikan kepuasannya atas kemajuan implementasi "Busan Roadmap" (Peta jalan Busan), di antaranya mengenai upaya para anggota APEC sudah memenuhi target Shanghai yang ditetapkan tahun 2001, yaitu pengurangan biaya transaksi perdagangan sebesar lima persen di tahun 2006. Selanjutnya dalam Rencana Aksi Fasilitasi Perdagangan menargetkan penurunan kembali biaya transaksi perdagangan sebesar lima persen hingga 2010. Mereka menegaskan pentingnya perlindungan dan penegakan secara sungguh-sungguh hak atas kekayaan intelektual, yang dijalankan di bawah Prakarsa Anti Pembajakan dan Pemalsuan APEC. Mereka mengakui perlunya mengintensifkan kerja untuk reformasi struktural APEC dan mencatat kemajuan dalam menjalankan agenda para pemimpin untuk implementasi reformasi struktural hingga 2010. Dalam masalah keamanan manusia, para pemimpin APEC tetap mengutuk tindak teroris yang mengancam dunia, dan bertekad memeranginya dalam setiap bentuk dan manifestasi. Selain itu, dengan telah disahkannya Prakarsa Kontra Terorisme APEC 2006 oleh para menteri, setiap negara didorong berdasarkan hukum internasional dan sesuai dengan kondisi masing-masing negara untuk mengimplementasikan komitmen peningkatan keamanan perdagangan di kawasan. Mereka juga berkomitmen untuk mengimplementasikan rencana aksi APEC dalam pencegahan dan penganggulangan pandemi influensa dan unggas yang diadopsi Mei 2006. Selain itu, mereka memuji kerjasama APEC di bidang kesiapan darurat dan kesehatan, serta mendesak kerjasama multisektor, regional dan internasional dalam bidang kebijakan dan infrastruktur untuk mengurangi pandemi influensa.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006