Baghdad, 20/11 (ANTARA/AFP) - Sedikit-dikitnya 50 orang dilaporkan tewas dalam gelombang serangan bersenjata di Irak, Minggu (19/11), termasuk serangan bom bunuh diri di sebuah kota berpenduduk mayoritas Syiah yang menewaskan lebih dari 20 buruh bangunan yang sedang mencari pekerjaan. Serangan-serangan itu terjadi ketika Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem, memulai lawatan ke Baghdad, yang merupakan kunjungan pertamanya sejak penggulingan mantan Presiden Irak, Saddam Hussein, pada 2003. Seorang penyerang bom bunuh diri yang menyamar sebagai kontraktor yang mencari pekerja meledakkan dirinya di antara massa buruh di Hilla, kota yang berpenduduk mayoritas Syiah di sebelah selatan Baghdad, menewaskan sedikitnya 22 orang dan mencederai 44 lain. Saksi mata Haider Ali (25) mengatakan, penyerang itu menyamar sebagai kontraktor yang mencari pekerja-pekerja harian yang berkumpul di daerah Bab al-Hussein di pusat kota Hilla. "Ia datang ke daerah itu untuk mencari pekerja, dan ketika puluhan orang berkumpul di sekitar mobilnya, ia meledakkan diri," kata Ali kepada AFP. Serangan besar terakhir di Hilla terjadi pada 30 Agustus ketika sebuah bom yang disembunyikan di sebuah sepeda diledakkan di pusat perekrutan militer, menewaskan 12 calon prajurit. Sekelompok pekerja pertanian yang berada di bis kecil juga diberondong tembakan oleh orang-orang bersenjata di dekat desa Sadiya al-Jabal, sebelah timur kota bergolak Baquba. Delapan orang tewas dan dua lain cedera dalam insiden itu, kata polisi. Sepuluh orang Irak tewas ketika empat bom mobil diledakkan dalam kurun waktu beberapa menit di sebuah terminal bis di kota berpenduduk mayoritas Syiah Al-Mashtel di Baghdad tenggara. Tiga anak juga tewas di kota wilayah utara Hawijah ketika sebuah mainan yang dipasangi bom meledak. Di penjuru lain Irak, tujuh orang tewas dalam kekerasan. Daerah-daerah Syiah Irak seringkali menjadi sasaran serangan gerilyawan Sunni, dalam gelombang kekerasan sektarian antara Sunni dan Syiah yang telah menewaskan ribuan orang di Irak yang dilanda perang. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem tiba di Baghdad untuk berunding dengan Perdana Menteri Nuri al-Maliki dalam kunjungan pertamanya ke Irak sejak penggulingan Saddam Hussein dalam invasi yang dipimpin AS. Militer AS menuduh Suriah tidak menghentikan penyeberangan pejuang asing dari sisi perbatasannya ke wilayah Irak untuk mengobarkan pemberontakan yang menewaskan ribuan orang. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006