Walaupun itu taxi putih namun itu bukan taxi kami"
Jakarta (ANTARA News) - Manajemen perusahaan taxi Express menegaskan bahwa kendaraan yang digunakan oleh perampok di Kuningan dan kawasan SCBD, Jakarta Selatan, bukanlah armada taxi-nya.

"Itu bukan taxi kami karena saat kejadian taxi dengan nomor yang sama tidak berada di tempat kejadian peristiwa," kata Direktur Executive Express Group Herwan Ghozali dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan, pada saat kejadian Senin (1/12) malam lalu taksi dengan nomor DP 8012 sedang dalam kondisi kosong berdasarkan pantauan melelaui Global Positioning System (GPS) dari pool.

"Walaupun itu taxi putih namun itu bukan taxi kami," ujarnya.

Menurutnya, kasus perampokan di dalam taxi yang disebut sebagai "Express" tersebut sangat mencoreng nama baik perusahaan karena dari pengakuan korban taxi tersebut adalah taxi "Express".

"Kami merasa menjadi korban dalam kasus perampokan tersebut," tambahnya.

Sementara Direktur Keuangan Express Group David Santoso menyatakan hal yang sama, bahwa taksi tersebut bukan Express dan pihaknya telah bekerja sama dengan kepolisian untuk mengusut tuntas kasus perampokan tersebut.

"Kami mendukung kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut dan mengutuk pihak yang melakukan tindakan kriminal tersebut," ujarnya.

Selain itu, jika tindakan kejahatan tersebut dibiarkan maka akan merusak industri taxi secara umum.

Sebelumnya, korban tindak kejahatan RP (30), karyawati salah satu perusahaan di Jakarta menyebutkan pelaku perampokan menggunakan Taxi Express dengan modus memodifikasi bagasi dan kursi atau jok belakang kendaraan untuk tempat sembunyi pelaku.

"Saya pastikan itu Express karena ada light (lampu) merah di depan dashboard dan terdapat logo Express pada jok belakang," kata RP di Jakarta, Rabu.

RP menyebutkan biasa menggunakan jasa taxi Bluebird atau Express saat pulang kerja di kawasan Jalan Jenderal Sudirman Jakarta Selatan.

RP juga mengingat nomor pintu taxi berwarna putih yang digunakan perampok tersebut adalah DP-8012 .

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014