Jakarta (ANTARA News) - PT Sarana Perdana Cipta Karya (SPCK) menawarkan rumah tahan gempa yang praktis dengan harga terjangkau bagi masyarakat korban gempa dan tsunami di Nangroe Aceh Darussalam dan Pulau Nias, Sumatra Utara. Rumah yang ditawarkan SPCK ini diharapkan mampu menjawab keprihatinan pada pembangunan perumahan di Aceh dan Nias yang masih jauh dari harapan, kata Managing Director SPCK Prasetianto Wicaksono di Jakarta, Selasa. Pembangunan rumah di Aceh selama ini, menurutnya, mempunyai beberapa kelemahan yaitu sulitnya didapatkan kestabilan harga bahan bangunan yang membuat nilai satu unit rumah menjadi lebih mahal dan tidak terkontrol. Dengan rumah berkomponen utama panel beton (hollow precast) yang ditawarkan SPCK, maka ketidakstabilan harga batubata, semen, kayu, pasir, dan batu tidak lagi menjadi hambatan utama pembangunan rumah bagi korban gempa dan tsunami di Aceh maupun Nias. Komponen pembuatan rumah yang ditawarkan SPCK ini hanya membutuhkan bahan bangunan semen, pasir, dan batu saja sehingga memudahkan dalam pengontrolan harga bahan bangunan, katanya. Menurut Prasetianto, bencana alam yang kerap menerpa negeri ini memunculkan berbagai metode pembangunan perumahan secara cepat, namun sayangnya metode yang selama ini ditawarkan belum memenuhi unsur layak huni dan harga yang terjangkau. Keunggulan dari rumah yang menggunakan panel beton yang dinamai "Sarana Perdana Greatwall" (SPGW) ini adalah memiliki standar mutu yang sama, cepat dalam produksi dan penyediaan komponen, praktis, tidak diperlukan plesteran serta acian, ringan, tahan dalam segala cuaca, kedap suara dan suhu, serta kokoh. "Keunggulan lain dari SPGW adalah ramah lingkungan, dimana untuk pembuatan rumah tidak diperlukan lagi material kayu, yang diganti dengan beton dan baja untuk kuda-kuda, penahan atap, kusen jendela dan pintu," jelas Prasetianto Wicaksono. SPCK yang merupakan anak perusahaan Sarana Group, saat ini sedang mempersiapkan fasilitas pabrik yang berlokasi di Indrapuri, Aceh Besar, dan diharapkan mulai beroperasi penuh pada Maret 2007 mendatang.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006