Dushanbe, Tajikistan (ANTARA News) - Presiden Tajikistan menyebut kelompok ISIS sebagai "wabah" modern, dan mengungkapkan kekhawatiran bahwa ratusan pemuda telah meninggalkan bekas republik Soviet itu untuk berperang membantu kelompok garis keras di Suriah.

"ISIS adalah wabah abad baru dan merupakan ancaman untuk keamanan global," kata Presiden Emomali Rakhmon pada pertemuan partai, menurut layanan persnya, Sabtu, seperti dikutip AFP.

Pasukan keamanan negara Asia Tengah itu percaya bahwa lebih dari 300 warga Tajikistan telah bergabung dalam pertempuran di Suriah, dengan setidaknya 50 tewas sejauh ini.

"Orang-orang muda itu, ketika mereka kembali ke rumah, membawa ketidakstabilan bagi masyarakat," kata Rakhmon.

"Mereka adalah ancaman bagi Tajikistan karena mereka merekrut untuk kelompok ekstremis di Suriah dan Irak."

Tajikistan pada November mengumumkan penangkapan 12 anggota dari kelompok Islam yang dilarang, Jamaat Ansarullah, karena dicurigai mendaftar untuk ikut perang di Suriah.

Pada awal Desember, pemerintah menangkap 50 militan muda yang telah direkrut untuk berperang di Suriah.

Kelompok garis keras Islam terlibat jauh dalam lima tahun perang sipil berdarah di negara sekuler yang berakhir pada tahun 1997 itu.

(Uu.H-AK)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014