Jerusalem (ANTARA News) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendesak masyarakat internasional agar menolak upaya Palestina untuk memproklamasikan negara, yang direncanakan diajukan ke Dewan Keamanan PBB pada Senin.

Sebelum pertemuan dengan Gubernur Negara Bagian Indiana AS dari Republik Mike Pence, Netanyahu kembali menyampaikan penolakannya atas "upaya sepihak" Pemerintah Otonomi Nasional Palestina dengan tujuan mendirikan negara di wilayah yang diduduki Israel --Tepi Barat Sungai Jordan, Jalur Gaza dan Jerusalem Timur, yang direbut dan dicaplok oleh Israel dalam Perang 1967.

Netanyahu mencap tindakan Pemerintah Otonomi Palestina sebagai "serangan yang serupa dengan yang dilakukan faksi Islam dan Iran terhadap Barat", kata Xinhua melaporkan.

Pemerintah Otonomi Nasional Palestina siap mengajukan rancangan akhir resolusi yang mendesak Israel agar mundur ke garis pra-1967 paling lambat 2017, setelah persetujuan dari duta besar AS untuk PBB, kata Menteri Luar Negeri Pemerintah Otonomi Nasional Palestina Riyad Al-Maliki kepada kantor berita Palestina, Maam, Senin (29/12).

Resolusi itu juga menetapkan Jerusalem Timur, yang dicaplok Israel pada 1967, sebagai Ibu Kota Negara Palestina dan mendesak diakhirinya pembangunan permukiman Yahudi di Jerusalem Timur serta Tepi Barat.

Namun, Al-Maliki menegaskan Dewan Keamanan sangat mungkin melakukan pemungutan suara untuk resolusi tersebut pada awal 2015 dan bukan pada Rabu, sebagaimana dikatakan oleh para pejabat Palestina kepada media lokal.

Setelah macetnya pembicaraan perdamaian Palestina-Israel, dan di tengah berlanjutnya pembangunan permukiman Yahudi serta memburuknya situasi keamanan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta untuk bergabung dengan beberapa lembaga internasional dan melancarkan langkah diplomatik guna mendirikan Negara Palestina.

Beberapa negara Eropa belum lama ini mengumumkan dukungan mereka buat upaya Negara Palestina, termasuk Swedia, Prancis, Inggris, Spanyol dan Irlandia, sehingga makin mengucilkan Israel dari masyarakat internasional.

Namun Netanyahu, yang berusaha meraih suara dari anggota partai nasionalis sebelum pemilihan internal Partai Likud pada Rabu, memperlihatkan pendekatan keras terhadap Abbas dan Palestina baru-baru ini. Ia menuduh Abbas melancarkan hasutan yang memicu serangan dari gerilyawan Palestina terhadap orang Yahudi.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014