Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meminta operasi pencarian AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan dekat Pangkalan Bun untuk memfokuskan pada evakuasi korban sehingga bisa segera diserahkan kepada keluarganya.

"Perintah Presiden adalah mengevakuasi saudara kita yang menjadi korban. Memang kita batasan hari tidak ada, kita lakukan sampai tuntas, fokus, searching underwater termasuk mencari para korban yang di bawah, kekuatan laut udara dan penyelam on the spot," kata Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya FHB Soelistyo di Kantor Presiden Jakarta, Rabu usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo.

Ia menegaskan, saat ini ada dua sektor pencarian untuk pencarian laut dan empat sektor pencarian untuk pencarian udara.

"Kekuatan evakuasi, udara laut plus penyelam, kita masih membutuhkan marine detector, kapal BPPT dan kapal dari ikatan surveyor Indonesia dan kapal kita yang punya sonar," paparnya.

Soelistyo mengungkapkan Rabu pagi tadi telah ditemukan dan dievakuasi lagi empat jenazah setelah sebelumnya pada Selasa (30/12) ditemukan dan dievakuasi tiga jenazah penumpang, sehingga sampai Rabu siang telah dievakuasi tujuh jenazah.

Jenazah-jenazah itu masih berada di kapal dan belum bisa dibawa ke Pangkalan Bun atau Surabaya karena kendala cuaca.

Sesuai perintah Presiden, kata Soelistyo, maka penanganan musibah akan berlangsung hingga keluarga menerima anggotanya yang menjadi penumpang AirAsia rute Surabaya-Singapura itu di Bandara Djuanda Surabaya.

"Tugas yang kedua adalah membantu sepenuhnya sampai Surabaya, Presiden perintahkan memenuhi harapan keluarga, kita upayakan kekuatan yang ada untuk tugas itu," kata dia.

Presiden Joko Widodo saat membuka rapat terbatas mengatakan kondisi di lapangan saat proses evakuasi memang berat namun demikian pemerintah akan terus mengupayakan proses itu berlangsung sampai tuntas.

"Sudah melihat secara jelas betapa sulitnya lapangan yang dihadapi, tapi alhamdulillah semua berjalan dengan baik dan pagi ini saya minta laporan berikutnya berkaitan dengan operasi, dan kemungkinan lainnya," kata Presiden.





Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014