Jakarta (ANTARA News) - Peneliti bidang politik "The Indonesian Institute" Arfianto Purbolaksono mengatakan pernyataan Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengakibatkan blunder bagi partai politik pendukung pemerintah.

"Pernyataan Plt Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto terkait dengan pengungkapan pertemuan antara dirinya dengan Ketua KPK Abraham Samad merupakan blunder politik bagi partai pendukung utama pemerintahan," kata Arfianto di Jakarta, Kamis.

Anto menjelaskan hal itu karena pernyatan tersebut keluar ketika situasi panas antara Presiden, KPK dan Polri, terkait kasus Komjen Pol Budi Gunawan (BG).

Dia menilai pernyataan itu seperti lebih bersifat politis yang ditujukan kepada Abraham Samad serta KPK.

"Menjadi pertanyaan apakah pernyataan Hasto ini merupakan langkah pribadi atau mewakili suara partai," ujarnya.

Pertanyaan itu, menurut dia, harus dikemukakan karena hal yang dikemukakan Hasto telah dibantah Tjahjo Kumolo yang merupakan mantan Sekjen PDIP.

Dia menegaskan apabila pernyataan itu merupakan langkah politik secara pribadi maka hal tersebut memperlihatkan ketidaksolidan PDI-P setelah mendapatkan kekuasaan.

"Kondisi itu memperlihatkan PDI-P seakan gamang ketika berada di kursi kekuasaan. Politik di internal partai pastinya akan memengaruhi dinamika di tubuh pemerintahan," katanya.

Dia juga mengatakan Presiden Jokowi diharapkan tidak ikut terpancing dengan persoalan itu dan harus mengambil sikap tegas dalam menghadapi realitas politik di sekelilingnya.

"Bahkan harus berani berseberangan dengan partai pendukungnya," katanya.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015