Mataram (ANTARA News) - Gempa berkekuatan 5,8 Skala Richter (SR) yang mengguncang Kabupaten Bima dan Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat malam (1/12) sekitar pukul 22.10 Wita, mengakibatkan puluhan rumah warga rusak berat dan ringan, belum ada informasi resmi mengenai jatuhnya korban jiwa. Kepala Sub Dinas (Kasubdin) Organisasi Bantuan Sosial, Dinas Sosial Kabupaten Bima, H.M. Rafidin yang dihubungi dari Mataram, Sabtu mengatakan, berdasarkan hasil pendataan yang sedang dilakukan, kerusakan cukup parah terjadi di Kecamatan Bolo dan Donggo. Menurut data sementara di Kecamatan Bolo tercatat 19 rumah rusak berat dan ringan, sedangkan di Kecamatan Donggo sebanyak sembilan rumah, jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah, terutama dari kecamatan lainnya di Kabupaten Bima yang belum diperoleh hasil pendataan. "Kita akan terus melakukan pendataan bangunan yang rusak, data yang ada sekarang masih bersifat sementara, hingga kini belum ada laporan korban jiwa akibat bencana gempa tersebut," ujarnya. Dia mengatakan, memang ada korban luka cukup parah yakni dialami Siti Halimah dari Dusun Jala, Desa Njende, Kecamatan Bolo, sekarang masih menjalani rawat inap di Puskesmas Kecamatan Bolo. Mengenai kemungkinan penyaluran bantuan untuk para korban gempa, Rafidin mengatakan, pihaknya akan memberikan bantuan bahan makanan, namun sekarang masih dikoordinasikan dengan instansi terkait terutama pihak kecamatan dan desa. "Setelah terkumpul data lengkap mengenai jumlah korban, kita akan segera memberikan bantuan terutama bahan makanan yang dibutuhkan para korban," katanya. Sementara dari Kota Bima yang juga dilanda gempa berkekuatan 5,8 SR itu dilaporkan satu warga meninggal dunia yakni Siti Syiah (62), warga Kelurahan Kendo, Kota Bima, diduga meninggal dunia karena terkejut dan kebetulan yang bersangkutan menderita penyakit jantung. Pada saat terjadi gempa Siti Syiah bersama warga lainnya berhamburan keluar rumah mencari tempat yang aman, namun dia tersandung dan jatuh di jalan ketika dibantu cucunya korban sudah meninggal dunia, diduga karena terkejut oleh guncangan gempa cukup kuat. Hingga kini belum diperoleh keterangan resmi dari Pemkot Bima mengenai jumlah korban dan bangunan yang rusak akibat gempa yang mengguncang kota tersebut, namun menurut informasi belasan rumah rusak ada beberapa rumah gentengnya berjatuhan. Camat Rasanae Timur, Drs. M Nur H. A Majid mengaku belum mendapat laporan resmi mengenai adanya korban jiwa maupun luka-luka dan jumlah bangunan yang rusak akibat guncangan gempa tersebut. Dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Selaparang disebutkan guncangan gempa berkekuatan 5,8 SR yang cukup mengagetkan warga NTB itu merupakan dampak dari gempa yang terjadi di Kota Bima. Posisi gempa pada 8,38 Derajat Lintang Selatan (LS) dan 118,80 Derajat Bujur Timur (BT) dan pusat gempa terjadi di darat sekitar 10 kilometer timur laut Raba, Kota Bima pada kedalaman 57 kilometer.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006