Pekanbaru (ANTARA News) - Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau mengelak mengakui keberadaan mereka di Desa Bancah Kelubi Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar untuk menangkap kawanan gajah liar di daerah itu. Kepala Seksi Wilayah I BKSDA Riau Nukman ketika ditemui saat autopsi mayat Syafruddin (30) pawang gajah yang mati diinjak gajah liar hasil tangkapannya, di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Jumat, mengelak memberikan jawaban. Bahkan beberapa pawang gajah dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas yang merupakan rekan sejawat korban juga mengelak memberikan informasi. "Kami sebetulnya tidak melakukan penangkapan tetapi berada disana untuk menanggulangi konflik gajah," kata Nukman. Ia mengelak menjelaskan telah berapa ekor hewan langka itu ditangkap tim pawang PLG, yang turun ke lokasi karena perintah BKSDA. Beberapa waktu lalu ia ketika dihubungi mengatakan menurunkan tim untuk mengusir gajah dan tidak melakukan penangkapan. Tetapi teryata dalam beberapa hari di lokasi enam ekor gajah betina yang terdiri dari dua anak, satu remaja dan tiga induk ditangkap. Sementara itu, Kepala BKSDA Riau Ir Rachman Siddik ketika dihubungi juga mengelak memberikan komentar perihal gajah yang ditangkap dan matinya salah seorang pawangnya. Sementara itu, seorang pawang gajah Aziz mengatakan, pihaknya turun kelokasi penangkapan karena perintah dari BKSDA Riau. "Jika tidak ada perintah bagaimana kami mau turun. Itu-kan ada SPT-nya," ungkap Aziz. Ia mengakui, pihaknya terpaksan mennagkap gajah liar yag ada di daerah itu karena telah delapan bulan meresahkan masyarakat. Tanaman masyarakat baik hasil kebun ataupun ladang habis dilahap kawanan gajah liar yang jumlahnya sekitar 20-an ekor. "Masyarakat tidak sempat panen karena telah didahului gajah," katanya. Ketika ditanya perihal gajah hasil tangkapannya, menurut dia pihaknya terpaksa menangkap hewan itu tanpa pilih-pilih dengan alasan efisiensi pekerjaan. Menurut dia, pihaknya hanya dapat menangkap enam ekor gajah betina termasuk anak-anaknya. "Jika mau pilih-pilih saat melakukan penangkapan tidak mungkin. Apa yang dapat saja itu yang ditangkap," katanya. Penangkapan gajah liar yang dilakukan oleh KSDA sempat diprotes kalangan aktivis lingkungan hidup karena bukannya menyelamatkan hewan langka itu tetapi menyebabkannya mati sepertikasus di Balairaja, duri pada Maret 2006 lalu.(*)

Copyright © ANTARA 2006