... salah seorang mengacungkan pistol. Setelah ditangkap, baru mereka mengaku anggota Kepolisian Indonesia...
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI Manahan Simorangkir, menjelaskan, anggota matra laut TNI itu membela diri terkait dugaan penganiayaan atas tiga perwira polisi pengunjung satu kafe, di kawasan SCBD, Jakarta, semalam. 

Salah satu oknum polisi itu mengacungkan pistol kepada personel TNI AL itu. "Karena membela diri, anggota tim patroli melakukan pemukulan kepada anggota Polri yang tidak mengeluarkan identitas dirinya," kata Simorangkir, ketika dikonfirmasi, di Jakarta, Minggu.

Ia menjelaskan operasi gabungan penegakan ketertiban sesuai perintah Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko. Saat peristiwa itu terjadi, terdapat 48 personel gabungan dari PM TNI AU, PM TNI AL, PM TNI AD, dan petugas Propam Kepolisian Indonesia. 

Pada saat kejadian, kata Simorangkir, di salah satu tempat hiburan dalam ruangan terdapat lima orang dan beberapa perempuan yang oleh tim dimintai identitasnya, namun mereka menolak memberi.

"Bahkan, salah seorang mengacungkan pistol. Setelah ditangkap, baru mereka mengaku anggota Kepolisian Indonesia. Kami sempat ajukan saran untuk tes urine tapi mereka nggak mau. Kami ada kok bukti-bukti, foto lengkap," jelas Simorangkir. 

Ia menduga orang itu menggunakan obat karena tidak mau di tes urine. Kemudian petinggi PMJ Polda Metro Jaya datang ke Pusat PM TNI AL, di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, untuk menjemput orang itu dan meminta agar foto-foto yang ada untuk dihapus dan dilakukan perdamaian dengan tidak saling menuntut.

Terkait laporan anggota Kepolisian Indonesia yang melaporkan kejadian itu ke Polda Metro Jaya, kata Simorangkir, TNI AL tak akan melakukan upaya apa-apa dan menunggu saja langkah apa yang akan diambil Polri.

"Saya rasa persoalannya sudah selesai," kata dia.

Sebelumnya, sejumlah personel TNI AL diadukan ke Polda Metro Jaya terkait dugaan penganiayaan terhadap tiga perwira polisi di salah satu kafe kawasan SCBD, Jakarta Selatan.

"Kami sesalkan tindakan oknum anggota TNI AL padahal anggota kami dalam rangka dinas," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Heru Pranoto, di Jakarta Minggu.

Dia menuturkan pihaknya telah membuat laporan polisi ke Polda Metro Jaya terkait penganiayaan yang dilakukan anggota TNI AL.

Salah satu korban Komisaris Polisi Teuku Khadafi. Dia akan diperiksa bersama beberapa saksi lain.

"Setelah pemberkasan selesai, kami serahkan berkasnya ke PM TNI AL untuk diperiksa internal," kata Pranoto.

Sebelumnya, tiga perwira kepolisian yaitu Khadafi, Komisaris Polisi Budi Hermanto, dan Inspektur Satu Polisi Rovan (anggota Subdit Jatanras Ditrekrimum Polda Metro Jaya) menjadi korban penganiayaan di salah satu kafe kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Jumat dini hari (6/2). Diduga mereka pengunjung kafe itu. 

Mereka ada di kafe saat tim gabungan TNI dan Provost Kepolisian Indonesia merazia kafe itu. Personel TNI dan Kepolisian Indonesia, secara aturan resmi, dilarang nongkrong di kafe, bar, atau tempat hiburan malam.

Penganiayaan terjadi saat Khadafi menanyakan pimpinan anggota gabungan yang merazia. Bahkan surat perintah tugas ketiga anggota itu diperlihatkan juga.

"Padahal sudah ditunjukkan (surat tugas) bahwa mereka sedang ada tugas di situ tetapi mereka tidak percaya," ungkap Pranoto.

Karena dianggap melawan, sejumlah anggota yang merazia menganiaya Khadafi hingga luka serius. 

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015