Banda Aceh (ANTARA News) - Kepala Kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Ibnu Sadan menyatakan, komitmen bersama orang tua, guru, masyarakat dan aparat penegak hukum merupakan benteng utama untuk menjaga generasi muda dari pengaruh narkoba.

"Semua kita harus membangun komitmen bersama dalam memerangi narkoba yang merupakan penyakit yang akan merusak dan menghilangkan masa depan generasi muda Aceh," kata Ibnu Sadan di Banda Aceh, Senin.

Menurut dia, terjadinya penyimpangan perilaku anak seperti pengunaan barang haram tersebut disebabkan beberapa faktor seperti orang tua bukan menjadi tempat curahan hati anak dan kurang harmonisnya rumah tangga.

"Mereka seharusnya mendapat perhatian yang serius dari orang tua sehingga ketika terjadi perubahan perilaku orang tua dapat mengetahui sedini mungkin dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi si anak," katanya.

Kemudian di sekolah guru juga tidak menjadi tempat curahan hati anak dalam menyelesaikan persoalan yang dialami, tetapi lebih sebagai pentransfer ilmu kepada peserta didik.

"Guru di sekolah juga harus dekat dengan anak-anak sehingga mereka dapat mengetahui berbagai persoalan dan perubahan tingkahlaku peserta didik," katanya.

Selanjutnya, berkurangnya kontrol sosial dari lingkungan masyarakat sekitar terhadap generasi muda, sebab ada di antara mereka saat ditegur malah menantang terhadap teguran tersebut.

"Aparat penegak hukum juga harus memperketat pengawasan terhadap peredaran barang haram tersebut dalam upaya menekan angka penyalahgunaan obat haram tersebut," katanya.

Ia menyakini dengan keseriusan semua pihak yang dimulai dari keluarga, sekolah, lingkungan sekitar dan aparat penegak hukum akan mampu menjaga masa depan generasi muda yang lebih baik di masa mendatang.

Ia optimistis dengan kuatnya benteng yang dibangun mulai dari keluarga pada diri si anak maka upaya memberantas penggunaan barang haram tersebut untuk kalangan usia muda dan tua akan dapat terwujud.

Pewarta: Muhamma Ifdhal
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015