Jakarta (ANTARA News) - Antisipasi banjir di Jakarta, sejumlah sungai telah dinormalisasi (dikembalikan fungsinya) misalnya Sungai Ciliwung sepanjang 2 km telah diperlebar. "Idealnya semua sungai dikembalikan fungsinya tetapi pelaksanaanya sulit karena banyak bangunan di bantaran sungai yang harus dipindahkan," kata Pemimpin Induk Pelaksana Kegiatan Pengembangan Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, Pitoyo Subandrio di Jakarta, Rabu. Harus ada upaya untuk memindahkan masyarakat di Bantaran Sungai. Setidaknya dari sistem kanal yang dibangun pemerintah terdapat 13 sungai yang melalui Jakarta yang kondisinya memprihatinkan karena terjadi penyempitan sehingga tidak mampu lagi menampung air saat musim hujan. Pembangunan Banjir Kanal Timur Sebagai pengendali banjir di wilayah Timur dan Utara Jakarta dalam kenyataannya belum berfungsi optimal mengingat sampai saat ini belum rampung seluruhnya karena kendala pembebasan lahan. Pembangunan BKT sepanjang 23,5 kilometer direncanakan selesai 2008, namun anggaran yang terbatas kemudian proyek ini diperpanjang sampai 2010. Sampai saat ini yang dikerjakan baru mencapai 7,675 kilometer. Pemerintah saat ini tengah merancang pembangunan Waduk Ciawi di hulu Ciliwung sebagai ganti dari proyek sodetan (terowongan air) yang menghubungkan Ciliwung dan Cisadane yang gagal dilaksanakan karena mendapat tentangan masyarakat, ujarnya. Sementara proyek itu belum terlaksana saat ini telah dibangun dam parit sebanyak 25 unit dalam tahun anggaran 2006 dengan tujuan disamping menurunkan debit banjir juga mengurangi sedimen, serta sumber air baku bagi masyarakat. Disamping itu juga disiapkan 11 unit telemetri di Jabodetabek untuk menyampaikan data dan informasi seketika mengenai ketinggian air sehingga masyarakat lebih waspada dengan kemungkinan datangnya banjir. (*)

Copyright © ANTARA 2006