Jakarta (ANTARA News) - Seperenam dari rumah tangga di Indonesia dipimpin oleh perempuan dan 60 persen dari perempuan itu sangat miskin, kata Pendiri Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Nani Zulminarni saat mengemukakan risetnya di Jakarta, Rabu.

"Dari 60 juta rumah tangga di Indonesia, tidak kurang dari sepuluh juta kepala keluarganya adalah perempuan," ujar dia.

"56 persen buta huruf dengan pekerjaan berpendapatan rendah seperti buruh tani," lanjutnya.

Perempuan menjadi kepala keluarga karena berbagai alasan, seperti ditinggal mati suami, bercerai dan dipoligami. Berangkat dari fakta itu, Nani mendirikan organisasi nirlaba yang bertujuan memberdayakan perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga agar dapat keluar dari kemiskinan.

Diawali kejadian pasca 1998 yang membuat banyak perempuan terpaksa menjanda, gerakan PEKKA pun dimulai secara gerilya dari kampung ke kampung. Aceh yang saat itu masih menjadi daerah konflik, Jawa Barat dengan budaya kawin-cerai yang tinggi, Sulawesi Utara di mana banyak janda yang suaminya terbunuh akibat konflik Maluku serta pulau Adonara di Flores Timur di mana para lelaki bermigrasi menjadi tenaga kerja Indonesia dan meninggalkan perempuan berjuang sendiri mencari nafkah.

Kini ada nyaris 1400 organisasi komunitas PEKKA di 19 provinsi Indonesia. Nani mengatakan PEKKA ingin memberikan kekuatan pada perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga agar mandiri.

Selain memberikan program literasi, PEKKA juga memberi pelatihan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan sehari-hari perempuan serta memberikan layanan simpan pinjam agar mereka dapat mandiri.

"Misalnya kepada penenun, diajari cara agar tenunan tidak luntur," kata dia.

PEKKA juga memberi pemberdayaan di bidang hukum untuk kasus yang kerap terjadi di keluarga miskin, misalnya ketiadaan akta kelahiran anak dan pernikahan yang tidak tercatat, ujar Nani. Berbagai pelatihan itu diharapkan dapat menyuntikkan rasa percaya diri kepada para kaum hawa, terutama mereka yang menjanda.

"Janda masih punya stigma negatif di masyarakat, mereka butuh rasa percaya diri bahwa mereka berguna bagi orang lain," ujar dia.

Kali ini PEKKA bekerjasama dengan L'Oreal Indonesia dalam program pelatihan tata rambut secara cuma-cuma bagi 94 perempuan di Karawang, Cianjur dan Sukabumi. Lewat pelatihan ini, para peserta diharap dapat memanfaatkan keterampilan mereka untuk mencari nafkah.

"Kami bekerjasama karena konsep program ini untuk memberi penghidupan dan pengajaran perawatan rambut ini bisa jadi tool untuk mengembalikan rasa percaya diri ibu-ibu ini," imbuh dia.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015