Jakarta (ANTARA News) - Maskapai penerbangan swasta nasional, PT Mandala Airlines (Mandala) akhirnya bertekad membidik jalur atau segmen pasar penerbangan berkonsep hemat, efisien, dan murah (low cost airlines/LCC). "Kami ingin low cost, tetapi dengan karakteristik dan konsep yang berbeda, yakni tetap memberikan pelayanan lebih kepada penumpang," kata Dirut Mandala, Diono Nurjadin kepada pers di Jakarta. Untuk itu, tegasnya, strategi utama yang dikedepankan adalah mengoperasikan pesawat yang lebih efisien seperti jenis Airbus 320 berkapasitas 180 penumpang semua kelas ekonomi. Dicontohkannya, pada penerbangan perdana pesawat A320, Jumat (8/12) Jakarta-Batam pulang pergi, penumpang selama penerbangan bisa memilih tiga jenis koran nasional terbitan Jakarta dan mendapatkan makanan ringan serta segelas air minum dalam kemasan. "Untuk lama penerbangan 1 jam 15 menit sejenis maskapai lain, tak ada snack dan koran tetapi hanya segelas air minum dalam kemasan," katanya. Diono menegaskan, dengan menggunakan pesawat tipe A320 yang lebih hemat bahan bakar sekitar 30 persen dibanding tipe sejenis produk Boeing seri 300, 400, dan 500, maka pelayanan lebih bisa diberikan kepada penumpang. Karena itu, manajemen baru Mandala memutuskan untuk mengeluarkan semua tipe Boeing 737-200 sebanyak 10 unit secara bertahap hingga 2007-2008 dan menggantinya dengan pesawat Airbus seri 320, 319 atau 321. "Rencana kami, dua pesawat A320 dengan tahun pembuatan jauh lebih muda ketimbang B737-200 saat ini, segera bergabung dengan Mandala. Satu sudah dioperasikan sejak 8 Desember kemarin dan satu lagi pada pertengahan bulan ini," kata Diono. Jadi, total pesawat Mandala hingga akhir tahun ini menjadi 14 unit, terdiri 2 A320, 2 B737-400 dan 10 lainnya adalah B737-200. Selanjutnya, pada 2007, Mandala akan mendatangkan pesawat baru jenis A320 sebanyak 4-6 unit dan bertahap pesawat baru juga pada 2008 sekitar enam pesawat sehingga pada akhir 2009 ada sekitar 24-28 pesawat 320 atau keluarga seri A320 (319, 320, dan 321). "Namun, untuk pengadaan semua pesawat itu tidak mudah karena persaingan maskapai global kini bergairah lagi. Laporan AAPA (Asosiasi Perusahaan Penerbangan Asia Pasifik), menyebutkan Asia paling pesat pertumbuhannya," kata Diono. Ditanya, apakah Mandala juga segera membidik rute-rute regional dengan armada seperti itu? Diono mengaku, dalam rencana bisnisnya hal itu tidak ada karena pasar domestik masih potensial untuk digarap. "Domestik masih akan cerah. Hitung-hitungan pengamat masih bisa tembus 10-15 persen per tahunnya," katanya. Dengan armada A320 itu, pada tahap awal, Mandala siap menambah frekuensi penerbangan di 18 destinasinya selama ini seperti Batam, Denpasar, Medan dan Surabaya serta Denpasar. Sedang tahap berikutnya, adalah membuka rute-rute komersial baru. Mandala hingga saat ini melayani 18 kota tujuan (destinasi) dan sahamnya dimiliki Cardig International 51 persen dan Indigo Amerika Serikat 49 persen, sejak Oktober 2006. Sebelumnya, perusahaan ini dimiliki oleh Yayasan Dharma Putra Kostrad dan PT Dharma Kencana Sakti.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006