Oleh Arie Novarina Singapura (ANTARA News) - Bioskop GV Vivo City, Singapura, Rabu (29/11) malam dipenuhi puluhan pembuat film; produser, sutradara, dan aktor, untuk pembukaan Asian First Films Festival (AFFF) yang akan berlangsung pada 29 November hingga 6 Desember. Para pembuat film dari berbagai negara tersebut berkumpul untuk menyaksikan premier dari salah satu film yang dinominasikan sebagai Film Terbaik di AFFF yaitu "Dombivli Fast" dari India, karya pertama sutradara Nishikanth Kamat dan produser Ramakant Gaikwad yang juga mendapatkan nominasi untuk kategori "Best Director" dan "Best Producer". AFFF merupakan festival film bagi karya pertama dari produser, sutradara, penulis naskah, sinematografer, aktor atau para pembuat film dokumenter keturunan Asia, mereka yang salah satu dari orangtuanya merupakan orang Asia atau mereka yang merupakan penduduk dari Asia. "Tapi tidak harus karya pertama dari produser dan sutradara. Bisa saja hanya merupakan karya pertama sutradara dari produser yang ternama atau sebaliknya. Yang penting ada unsur karya pertama," ujar Festival Director Sanjay K Roy. Dari Indonesia, film "Maskot" karya sutradara muda Robin Moran terpilih sebagai salah satu dari 22 film yang berlaga di AFFF dan dinominasikan untuk dua kategori yaitu "Best Film" dan "Best Script". "Maskot" yang bercerita mengenai pencarian ayam jago maskot sebuah pabrik kecap itu juga termasuk dalam tujuh film yang bersaing untuk mendapatkan penghargaan "Press Choice" yaitu penghargaan sebagai film terbaik pilihan wartawan internasional, termasuk ANTARA. Menjadi satu-satunya film dari Indonesia membuat sang sutradara Robin Moran yang juga menulis skrip "Maskot" tersebut sangat antusias. "Menjadi salah satu nominasi dari ratusan film yang mendaftar, saya bangga. Dan menjadi satu-satunya film dari Indonesia? Wah, rasa bangganya itu menjadi berkali-kali lipat," kata Robin ketika ditemui di sela-sela festival. Sebanyak 330 film dari 60 negara mendaftarkan diri untuk mengikuti AFFF 2006, bertambah dari 230 film dari 56 negara yang mendaftartahun lalu. Dari 330 film tersebut, terpilih 22 film dari 13 negara yang masuk nominasi, yaitu berasal dari China, Perancis, Jerman, Jepang, Hong Kong, Indonesia, India, Israel, Selandia Baru, Singapura, Taiwan, Thailand, dan AS. Para juri terdiri atas tokoh-tokoh ternama di dunia film Asia dan dunia seperti aktris veteran dan pemenang penghargaan di Hong Kong Cecilia Yip, penulis naskah kenamaan Hollywood Jim Hart (Bram Stoker's Dracula, Hook, Tuck Everlasting), sutradara India Ketan Mehta, penerima BBC Asia Award dan sutradara film dokumenter Inggris Michael Yorke serta akademisi dan sutradara asal Jerman Volker Langhoff. Festival tersebut juga diharapkan dapat menjadi salah satu ajang "showcase" bagi pertumbuhan film di Asia, seperti disebutkan oleh Festival Producer Shweta Asnani. "Semua orang pasti mengingat film pertama mereka, kesempatan bagus pertama mereka dan perjuangan yang dihadapi sebagai orang baru (di industri perfilman). AFFF membentuk komunitas dari insan film dari berbagai latar belakang dan membantu menjaga pertumbuhan industri tersebut," ujar Shweta. AFFF disebut Sanjoy Roy menjadi ajang menjalin kerjasama dan jaringan antara para pembuat film dari berbagai dunia dan menjadi ajang pencarian bakat yang cukup kredibel. "Kami bangga bahwa sembilan finalis AFFF tahun lalu mendapatkan pengakuan dunia dan menerima penghargaan di festival-festival lain seperti di Berlin, Las Palmas, Montreal, Rotterdam, dan Sundance Film Festival," ujarnya. Karena merupakan karya pertama dari para pembuat film, maka seringkali film yang diputar di AFFF dari segi teknis kurang memadai. Namun hal itu bukan merupakan satu persoalan karena yang dicari dari festival itu adalah bakat-bakat baru dan ide-ide asli, yang belum pernah ditemukan dalam film lain, atau film yang unik. "Kami mengharapkan bisa menemukan bakat baru yang hebat dari festival tahun ini. Asia punya ribuan cerita yang menunggu untuk diwujudkan (dalam film) tentang perang dan impian, cinta dan pengkhianatan. Banyak film tahun ini yang menggambarkan hal tersebut dan kami harap mereka berhasil menangkap imajinasi dari para penikmat film diseluruh dunia," kata Festival Producer Sanjoy Roy.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006