Jakarta, (ANTARA News) - Sebanyak 200 ekor orangutan yang saat ini berada di Pusat Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, akan dilepaskan ke habitat hutan di kawasan Baktikop pada awal 2007. "Kita sudah mendapatkan izin dari Departemen Kehutanan (Dephut) untuk menggunakan kawasan Baktikop (hutan lindung) sebagai kawasan pelepasan orangutan tersebut," kata Pendiri Yayasan BOS, Willie Smith, kepada ANTARA, di Jakarta, Rabu (13/12). Menurut Willie, ke-200 ekor orangutan dinilai sudah layak untuk dilepaskan ke hutan karena telah menjalani masa rehabilitasi di Nyaru Menteng. Keberadaan satwa jenis primata itu sendiri, merupakan hasil sitaan dari sejumlah daerah di tanah air, seperti, Semarang, Yogyakarta, Bandung, dan Sukabumi. "Bahkan ada juga yang diperoleh dari penyitaan lokal di Kalimantan Tengah sendiri," katanya. Ia menyebutkan kondisi ke-200 ekor satwa orangutan itu saat pertama kali masuk, sangat butuh pertolongan karena mereka telah eksploitasi baik untuk sarana hiburan maupun hewan peliharaan di rumah. Kini, kata dia, ke-200 ekor orangutan itu, benar-benar telah siap untuk dilepaskan dan paling tidak pada akhir 2006, BOS telah memulai persiapan pelepasan orangutan tersebut. "Jika ke-200 ekor orangutan itu sudah dilepaskan, maka setidaknya kandang yang ada dapat digunakan oleh 48 ekor orangutan yang baru dikembalikan dari Thailand," katanya. Saat ini, ia menyebutkan kondisi kesehatan 48 ekor orangutan yang dipulangkan dari Thailand itu, sudah mengalami peningkatan seperti berat bedan dan rambutnya yang mulai tumbuh. "Kita tinggal menunggu tes darah ulang terhadap ke-48 ekor orangutan itu," katanya. Sebelumnya dilaporkan, Perilaku dari 48 orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) yang baru dipulangkan dari Thailand pada Rabu (22/11), tidak normal akibat lamanya dikurung di kebun binatang negara tersebut. "Mereka belum mau menggunakan sarang saat tidur, padahal itu kodrat mereka. Bahkan tidur mereka masih di lantai kandang," kata Asisten Manajer Pusat Reintrosuksi Orangutan (PROU) Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo Survival (BOS) Palangkaraya, Hardi Baktiantoro, kepada ANTARA, di Jakarta, Selasa. Menurut Hardi, padahal di kandang karantina di PROU Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, telah disediakan sarana seperti ranting-ranting untuk sarang dan tali untuk berayun orangutan tersebut. Demikian pula di area bermain orangutan itu, disediakan pula pohon namun orangutan itu tidak menggunakannya yang justru kebalikannya selalu kembali lagi ke dalam kandang.(*)

Copyright © ANTARA 2006