Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Asia (ADB) siap mengucurkan 33,3 juta dolar AS sebagai pinjaman bagi 14.000 nelayan miskin di sejumlah provinsi di Indonesia. ADB dalam situs resminya, Kamis, mengungkapkan pinjaman tersebut merupakan bagian dari Proyek Pengembangan Perikanan Secara Berkelanjutan (Sustainable Aquaculture Development Project) yang akan difokuskan pada sistem dalam skala kecil yang berbiaya murah yang layak secara ekonomi dan bersahabat dengan lingkungan. "Selain meningkatkan produksi budi daya perikanan, pendapatan dan pekerjaan, proyek ini diharapkan akan memberikan manfaat yang bersifat lebih umum seperti lingkungan yang lebih bersih dan kesehatan serta gizi yang lebih baik di kalangan penduduk pedesaan sebagai hasil dari meningkatnya pasokan hasil-hasil perikanan karena ikan adalah salah satu makanan pokok di Indonesia," kata Jamilur Rahman, Principal Project Specialist ADB. Proyek itu sendiri akan dilaksanakan pada enam wilayah di empat propinsi, yaitu Langkat di Sumatera Utara, Ogan Komering Ilir di Sulawesi Selatan, Karawang dan Sumedang di Jawa Barat dan Buton di Sulawesi Tenggara. Biaya keseluruhan proyek ini adalah 44,5 juta dolar AS dimana ADB membantu hampir 75 persen dari keseluruhan biaya. Pinjaman tersebut merupakan pinjaman lunak dari dana konsesi Asian Development Fund (ADF) ADB dengan masa pembayaran 32 tahun dan masa tenggang (grace period) pembayaran 8 tahun. Bunga pinjaman ini adalah 1 persen per tahun selama masa tenggang dan 1,5 persen per tahun setelah masa tersebut. Pemerintah pusat dan daerah juga memberikan dana pendamping sebesar 8,46 juta dolar AS dan masyarakat penerima manfaat menyediakan dana pendamping sebesar 2,76 juta dolar AS. Proyek yang diharapkan selesai pada 2013 itu akan dilaksanakan oleh Direktorat Jendral Perikanan Budi Daya, Departemen Kelautan dan Perikanan RI. Menurut data ADB, sekitar 2,5 juta Indonesia nelayan berkecimpung pada sektor perikanan budidaya mengingat sektor ini menyediakan sumber gizi yang penting, menghasilkan devisa dan pendapatan dalam negeri yang besar. Oleh karena itu, salah satu kegiatan proyek tersebut adalah mempelopori skema baru untuk membantu kelompok-kelompok peternak ikan yang terorganisir untuk membentuk usaha mikro dan memasarkan produk mereka dengan bantuan lembaga swadaya masyarakat, termasuk memperbaiki fasilitas umum yang penting untuk perikanan budi daya seperti jalan-jalan menuju kawasan tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2006